Beijing, Bolong.id - Pemerintah Tiongkok telah meningkatkan pengawasan industri makanan setengah jadi yang sedang berkembang.
Mereka menetapkan definisi yang lebih jelas untuk makanan pra-masak dan mengatur penggunaan bahan tambahan untuk menjamin keamanan pangan.
Dilansir dari 人民网 Selasa (26/03/24), restoran diharapkan untuk menandai hidangan yang mengandung bahan setengah jadi dalam menu mereka, suatu langkah yang dianggap oleh para ahli akan memudahkan konsumen dalam membuat pilihan yang lebih tepat.
Reformasi ini dipimpin oleh Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar, yang bertanggung jawab atas kualitas produk dan hak konsumen, dan diumumkan melalui surat edaran yang dikeluarkan oleh enam lembaga pemerintah pada hari Kamis.
Sebagai akibat dari pengawasan yang diperketat ini, harga saham perusahaan di sektor makanan setengah jadi turun sekitar 2 persen di pasar saham A pada hari Senin.
Menurut sumber industri, regulasi ini merupakan yang pertama yang mendefinisikan makanan setengah jadi secara spesifik dan menetapkan standar keamanan serta kualitas untuk industri yang bernilai miliaran yuan.
Dengan lebih dari 70.000 perusahaan yang memproduksi makanan yang telah melalui beberapa tahap persiapan namun belum sepenuhnya matang atau siap saji.
Tiongkok mencatat nilai produksi sebesar 500 miliar yuan (sekitar $69,4 juta) pada tahun lalu, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 1 triliun yuan dalam beberapa tahun mendatang, menurut Xinhua.
Regulasi baru ini membedakan antara makanan setengah jadi, yang juga dikenal sebagai makanan kemasan, dengan makanan lain seperti mie instan, pangsit beku, dan salad.
Makanan setengah jadi didefinisikan sebagai hidangan yang bisa dikonsumsi setelah proses pemanasan atau perebusan sederhana.
Para ahli menyatakan bahwa produsen makanan beku seperti pangsit dan hamburger tidak lagi termasuk dalam kategori bisnis makanan setengah jadi dan harus mematuhi regulasi yang berlaku di sektor mereka, tanpa bisa mengandalkan kebijakan preferensial yang sebelumnya diberikan khusus untuk makanan setengah jadi.
Mereka menekankan bahwa generalisasi konsep makanan setengah jadi sebelumnya telah menyebabkan kesulitan dalam regulasi.
Zhang Chunhui, peneliti di Institut Sains dan Teknologi Pangan Akademi Ilmu Pertanian Tiongkok, menyampaikan kepada Xinhua bahwa regulasi baru ini meningkatkan standar bagi produsen dan memisahkan makanan setengah jadi dari model bisnis lain, seperti pengolahan dan pengemasan sayuran dan daging mentah yang dipotong sebelumnya, atau "dapur pusat" yang menyiapkan dan mendistribusikan makanan ke dapur satelit, restoran, atau kafetaria untuk mengurangi biaya dan memastikan keseragaman.
Seorang pejabat dari Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar, yang tidak disebutkan namanya, menyatakan dalam rilis media pada hari Senin bahwa makanan siap saji yang tidak memerlukan pemanasan atau pemasakan, serta hidangan dingin seperti sayuran atau salad buah yang bisa langsung dikonsumsi, tidak termasuk dalam kategori makanan setengah jadi.
Pejabat tersebut menambahkan bahwa makanan setengah jadi merupakan sektor baru yang mengintegrasikan industri pertanian, manufaktur, dan jasa, serta memiliki rantai pasokan yang luas, yang berperan penting dalam memajukan pengolahan produk pertanian, mentransformasi industri makanan, serta meningkatkan konsumsi, kewirausahaan, dan lapangan kerja.
Surat edaran tersebut juga menyoroti kekhawatiran yang meningkat terkait keamanan pangan di sektor ini, di mana bahan mentah berkualitas rendah dan bahan tambahan yang dilarang menjadi lebih sulit untuk dikenali setelah diproses.
Ditegaskan bahwa penggunaan bahan pengawet dilarang dalam pembuatan makanan setengah jadi, yang harus disimpan dalam kondisi yang ketat, termasuk pembekuan, pendinginan, dan sterilisasi.
Penggunaan bahan aditif harus diatur dengan ketat untuk memastikan kualitas dan keamanan produk.
Meningkatnya fokus pada keamanan pangan menyusul laporan media pada tanggal 15 Maret Hari Hak Konsumen Sedunia bahwa perusahaan-perusahaan di Provinsi Anhui, basis produsen makanan setengah jadi, telah menggunakan daging leher babi yang lebih murah untuk membuat hidangan matang yang seharusnya mengandung daging babi.
Perusahaan-perusahaan yang terlibat telah ditutup dan pemiliknya ditahan.
Makanan setengah jadi semakin populer selama pandemi COVID-19, ketika pekerja kantoran bekerja dari rumah dan memasak sendiri.
Produk tersebut juga diterima oleh restoran, namun beberapa konsumen merasa tertipu ketika mengetahui bahwa hidangan yang mereka bayar tidak dimasak dari awal. (*)
Informasi Seputar Tiongkok