Lama Baca 3 Menit

Jokowi Jawab Pertanyaan Pers Indonesia tentang Pergantian Menlu China, Begini...

29 July 2023, 13:00 WIB

Jokowi Jawab Pertanyaan Pers Indonesia tentang Pergantian Menlu China, Begini...-Image-1
Qin Gang dan Wang Yi

Jakarta, Bolong.id - Presiden Indonesia, Joko Widodo (akrab dipanggil Jokowi) yang mengunjungi Chengdu, Tiongkok, Kamis (27/7/2023) pagi, menjawab pertanyaan pers Indonesia tentang pergantian Menteri Luar Negeri Tiongkok dari Qin Gang ke Wang Yi, tidak ada masalah buat Indonesia.

Jokowi menjawab, pergantian menteri di Tiongkok merupakan masalah internal di Tiongkok, dan tak ada kaitannya dengan Indonesia.

Gak ada. Itu urusan dalam negeri RRT. Gak ada masalah dengan kita,” kata Jokowi dalam keterangan pers di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Kamis (27/7/2023).

Jokowi menyebut, Wang Yi yang kembali menjabat menjadi Menlu merupakan sosok lama yang sudah dikenal pemerintah Indonesia. Menurut Jokowi, hubungan Indonesia dengan Wang Yi pun sudah terjalin lama dan baik.

“Karena yang mengganti adalah Menlu yang lalu yaitu Wang Yi, ya itu kan hubungan kita sudah lama dan sudah baik dengan beliau,” ujar Jokowi.

Seperti diketahui, Tiongkok baru saja mengganti menteri luar (Menlu) negerinya secara mendadak, pada Selasa (25/7/2023) malam. Menlu sebelumnya yakni Qin Gang sempat menghilang dari sorotan dalam sebulan terakhir. Ia pun kemudian digantikan diplomat tinggi yang juga mantan Menlu sebelumnya Wang Yi.

Belum diketahui alasan utama digantinya Qin Gang oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping. Namun, Qin dikenal belakangan jadi sosok yang terkadang terlalu 'blak-blakan' di tengah kondisi ekonomi Tiongkok yang belum pulih dan hubungan diplomatik dengan AS.

Xi Jinping pada hari Selasa (25/7/2023) malam mengganti Menlu Gin Qang dengan pendahulunya Wang Yi, dalam sebuah pertemuan yang tidak dijadwalkan. Pergantian ini memunculkan desas-desus terkait yang terjadi di elite Partai Komunis di negara itu.

Banyak pihak menilai langkah mencopot Qin Gang setelah ia menjabat kurang dari satu tahun, dan menggantinya dengan Wang Yi, tampaknya tidak menandakan adanya perubahan yang signifikan dalam kebijakan luar negeri Tiongkok.