Lama Baca 5 Menit

Forum China-ASEAN Digelar di Jakarta

28 October 2023, 11:25 WIB

Forum China-ASEAN Digelar di Jakarta-Image-1
Kereta cepat Jakarta-Bandung

Beijing, Bolong.id - Forum Tiongkok-ASEAN digelar di Jakarta, Indonesia, Kamis. Wakil Kepala Misi Tiongkok-ASEAN, Fu Fengshan kepada pers mengaakan, forum ini perlu untuk memperluas kerjasama ekonomi.

Dilansir dari Chinadaily.com Jumat (27/10/23), Fu Fengshan adalah konsultan sebuah salon di Jakarta.

Para pejabat Tiongkok hadir di forum tersebut. Juga dihadiri delegadi dari sepuluh negara. Yakni, Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Fu memaparkan buku putih Tiongkok bertajuk "Membangun Komunitas Global untuk Masa Depan Bersama".  

Dia mencatat bahwa tahun ini menandai peringatan 10 tahun usulan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk membangun komunitas Tiongkok-ASEAN yang lebih erat dengan masa depan bersama.

Fu mengatakan bahwa “sebagai teman baik, tetangga yang baik, dan mitra yang baik”, Tiongkok dan ASEAN memiliki visi yang sama, memiliki kepentingan yang saling terkait erat, dan merupakan “mitra alami” dalam membangun komunitas masa depan bersama.

“Asia Timur saat ini secara umum telah menjaga perdamaian dan stabilitas serta menjadi pelopor pembangunan dan lahan yang menjanjikan untuk kerja sama,” kata Fu.

Itu merupakan hasil upaya bersama antara Tiongkok dan ASEAN.

Dia mengutip Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) yang diusulkan Tiongkok dan bagaimana hal ini selaras dengan strategi pembangunan ASEAN.

Kerjasama Tiongkok-ASEAN juga telah meningkatkan konektivitas seperti yang ditunjukkan dalam pembangunan Kereta Api Tiongkok-Laos, Jalan Tol Phnom Penh-Sihanoukville di Kamboja, dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Indonesia.

Tiongkok juga merupakan mitra dagang terbesar ASEAN.  Fu mengatakan bahwa pada bulan Juli tahun ini, investasi dua arah kumulatif berjumlah lebih dari $380 miliar.

Tiongkok dan ASEAN juga telah mendorong integrasi ekonomi regional, karena keduanya merupakan anggota Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, yang merupakan perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia.

Fu mengatakan kedua belah pihak juga harus bersama-sama menanggapi tantangan bersama termasuk ketegangan geopolitik, lambatnya pemulihan ekonomi global, dan perubahan iklim.

Dia mengatakan Tiongkok “dengan tegas mendukung” solidaritas dan sentralitas ASEAN, pembangunan komunitas, dan fokusnya pada pembangunan ekonomi dan kerja sama Asia Timur.

Tiongkok dan negara-negara ASEAN adalah negara-negara berkembang dan memiliki “tujuan yang sama untuk bekerja sama membangun tatanan internasional yang lebih menguntungkan bagi kita serta lebih adil dan masuk akal”, tambah Fu.

Muhammad Habib Abiyan Dzakwan, peneliti dari Pusat Kajian Strategis dan Internasional yang berbasis di Jakarta, mengatakan buku putih tersebut menyebutkan penghapusan semua hambatan dalam pertukaran budaya.

Dia mengatakan bahwa penghapusan hambatan “harus diterapkan hingga ke lapisan terakhir populasi kita”, mengacu pada anggota masyarakat yang paling sulit dijangkau.

Habib mengatakan para pekerja Tiongkok yang bekerja di Indonesia harus didorong untuk mempelajari bahasa Indonesia sehingga mereka dapat lebih banyak bersosialisasi dengan rekan-rekan mereka dan berintegrasi dengan komunitas lokal.

Ia mengatakan pekerja Indonesia di Tiongkok dan pekerja Tiongkok di negara ASEAN lainnya harus mempelajari bahasa lokal.

“Kita perlu memberikan akses yang terjangkau untuk mempelajari bahasa kita masing-masing kepada seluruh masyarakat kita,” kata Habib.

Iwan Santosa, jurnalis senior di surat kabar Indonesia Kompas, mengatakan bahwa pekerja Tiongkok dan karyawan lokal perlu memahami satu sama lain.

Di Indonesia, ribuan pekerja asal Tiongkok saat ini bekerja pada proyek pertambangan di provinsi Sulawesi dan Maluku.  Santosa mengatakan bahwa perusahaan pertambangan perlu mengatasi segala kekhawatiran masyarakat setempat.

Bryant Gozali, CEO Bolong Media Indonesia, sebuah perusahaan multimedia yang berbasis di Jakarta, mengatakan media memainkan peran penting dalam memperkuat pertukaran budaya antara Tiongkok dan ASEAN.

“Ini bukan sekedar komunikasi. Ini tentang membangun koneksi, memupuk pemahaman, dan menciptakan masa depan bersama,” katanya.

Fu, dari misi Tiongkok untuk ASEAN, mengatakan persaingan pembangunan antar negara merupakan hal yang wajar.

“Tentu saja kita boleh bersaing, tapi dengan cara yang sehat,” ujarnya seraya menegaskan bahwa mengundang pihak luar untuk mendukung kemampuan bersaing adalah hal yang tidak dapat diterima. (*)

Informasi Seputar Tiongkok