Lama Baca 3 Menit

Penularan Omicron Tinggi di Jabodetabek, Himpunan Guru Desak PTM 100 Persen Dihentikan

27 January 2022, 10:30 WIB

Penularan Omicron Tinggi di Jabodetabek, Himpunan Guru Desak PTM 100 Persen Dihentikan-Image-1

Sekolah ditutup buntut meningkatnha kasus omicron - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta hubungi kami.

Jakarta, Bolong.id - Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) mendesak agar kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Jabodetabek segera dihentikan karena tingginya kasus omicron. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pun menyebutkan, Jakarta dan Bodetabek sudah menjadi kawasan dengan kasus Covid-19 varian Omicron paling tinggi saat ini.

Namun, saat ini, masih ada wilayah yang bersikukuh menggelar PTM 100 persen, salah satunya DKI Jakarta.

"Berdasarkan kondisi yang sudah mengkhawatirkan itu, P2G mendesak Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan, termasuk kepala daerah sekitar daerah aglomerasi, menghentikan skema PTM 100 persen demi keselamatan dan kesehatan semua warga sekolah,” kata Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim kepada Kompas.com pada Rabu (26/1/2022).

Adapun saat ini penghentian PTM 100 persen hanya pada sekolah yang ditemukan kasus Covid-19 dinilai sudah tak efektif dan cenderung membahayakan semua warga sekolah.

P2G meminta setidaknya sistem pembelajaran dikembalikan ke PTM terbatas 50 persen.

“Dengan metode belajar blended learning, sebagian siswa belajar dari rumah dan sebagian dari sekolah. Metode ini cukup efektif mencegah learning loss sekaligus life loss," jelasnya.

Imbas penularan Covid-19 varian Omicron yang masif di Jakarta, sudah 90 sekolah ditutup akibat ditemukan kasus Covid-19. Dalam praktik di lapangan, pelanggaran protokol kesehatan disebut mudah terjadi sedangkan pengawasan tak begitu optimal.

Keadaan ini dinilai mencemaskan karena berdasarkan tren, jumlah sekolah yang ditutup selalu meningkat dari pekan ke pekan.

“Semula 39 sekolah, lalu 43 sekolah, dan sekarang 90 sekolah. Padahal, Jakarta belum satu bulan PTM. Setiap minggu angkanya akan terus bertambah,” ujar Satriwan.

P2G menilai bahwa guru dan siswa di Jabodetabek sudah cukup berpengalaman menggunakan skema PTM 50 persen dengan metode pembelajaran blended atau campuran.

Di Jabodetabek, kebanyakan guru dan siswa sudah memiliki gawai yang mumpuni untuk mendukung pembelajaran daring, mulai dari smartphone sampai laptop/komputer.

“Sinyal internet bagus, relatif tak ada kendala dari aspek infrastruktur digital. Tentu dengan catatan, ada pendampingan orangtua dari rumah selama anak PJJ (pembelajaran jarak jauh),” ucap Satriwan.