Vaksin Moderna - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami
Jakarta, bolong.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk memulai program booster (dosis ketiga) vaksin Covid-19 bagi warga Indonesia. Hal ini diputuskan dalam rapat terbatas yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/1/2022).
"Vaksinasi booster akan diberikan kepada mereka yang berusia 18 tahun ke atas sesuai dengan standar WHO. Vaksinasi booster akan diberikan dengan jangka waktu di atas 6 bulan setelah dosis kedua," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Budi Gunadi Sadikin menambahkan, booster vaksin Covid-19 akan dilakukan pada kabupaten atau kota yang sudah menyuntikkan dosis pertama ke 70% target dan 60% suntikan kedua. Totalnya ada 244 kabupaten atau kota.
"Kita identifikasi ada 21 juta sasaran di Januari yang masuk kategori ini dan jenis booster nanti akan kita tentukan ada homolog (vaksin yang sama dengan yang sebelumnya) dan heterolog (vaksin berbeda dengan awalnya)," ujar Budi Gunadi.
"Mudah-mudahan nanti bisa diputuskan tanggal 10 Januari setelah keluar rekomendasi dari ITAGI dan BPOM," jelasnya.
Menkes itu menambahkan, untuk program booster vaksin Covid-19, Indonesia membutuhkan 230 juta dosis vaksin. Indonesia sendiri sudah mengamankan pasokan vaksin sebanyak 113 juta dosis vaksin.
"Nah yang menarik adalah CDC (Center for Disease Control) dan FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat mengeluarkan rekomendasi Moderna itu dosisnya setengah karena ada isu kerasnya moderna atau efek KIPI (efek samping)," jelas Budi.
Akan tetapi, dalam penelitian yang dilakukan Indonesia, Budi menyebutkan bahwa vaksin booster menggunakan Pfizer dan Moderna setengah dosis dan satu dosis tidak ada beda dari sisi efektivitasnya. Indonesia pun memutuskan akan menggunakan dosis setengah sehingga kemungkinan besar kebutuhan booster bisa dipenuhi dari vaksin gratis.
"Tapi ini masih dalam diskusi hasilnya nanti keluar setelah tim dari profesor-profesor dari ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) menyampaikan hasil [penelitian] pada 10 Januari," tegasnya.
Advertisement