Lama Baca 6 Menit

Imlek 2021: Tahun Kerbau dan Maknanya

12 February 2021, 13:15 WIB


Imlek 2021: Tahun Kerbau dan Maknanya-Image-1

Pasar di Hefei, Provinsi Anhui, Tiongkok timur - Image from Xinhua

Beijing, Bolong.id - Mungkin Anda tahu bahwa Komunitas Tionghoa akan menyambut Tahun Kerbau pada Tahun Baru Imlek 12 Februari 2021 ini. Namun, apakah Anda sudah tahu apa makna kerbau dalam budaya Tionghoa? tahukah Anda mengapa 2021 disebutkan sebagai tahun kerbau? Yuk, simak artikel berikut ini untuk mengetahui jawabannya!

Kerbau dan Dua Belas Zodiak Tiongkok

Dua Belas Zodiak Tiongkok adalah bagian penting dari budaya rakyat Tiongkok. Dalam penanggalan Tiongkok, kedua belas hewan yang termasuk dalam zodiak Tiongkok ini dibagi per tahunnya dengan siklus yang berulang. Kedua belas hewan ini lengkap dengan urutannya adalah Tikus, Kerbau, Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi.

Dalam legenda Tiongkok, urutan Dua Belas Zodiak ini ditentukan oleh peringkat dalam perlombaan yang diikuti 12 hewan tersebut. Untuk memenangkan perlombaan, Kerbau si pekerja keras berangkat lebih awal daripada hewan lainnya dan memberikan tumpangan gratis kepada salah satu pesaingnya, Tikus, yang tidak dapat melewati sungai di sepanjang jalan. Menjelang akhir perlombaan, Tikus melompat keluar dari telinga Kerbau dan berlari menuju garis akhir. Akhirnya, Kerbau yang berhati hangat dikalahkan oleh Tikus dan menempati posisi kedua dalam perlombaan. Sejalan dengan itu, Kerbau pun menjadi hewan kedua di Zodiak Cina.

Dari legenda Zodiak Tionghoa yang dikenal luas ini, kemudian dipercayai orang yang lahir di tahun kerbau memiliki karakter yang kuat dan baik.

Imlek 2021: Tahun Kerbau dan Maknanya-Image-2

menunjukkan salah satu sisi koin peringatan Tahun Kerbau - Image from Xinhua

Kerbau dan Perannya di Tiongkok

Salah satu hewan pertama yang didomestikasi, kerbau memainkan peran penting di Tiongkok kuno. Para petani melatih kerbau untuk membajak ladang dan menggantikan tenaga manusia hingga sangat meningkatkan kapasitas produksi karena kerbau jauh lebih kuat daripada manusia. Selain pertanian, kerbau berkontribusi pada pengembangan transportasi dan militer. Pada Dinasti Song (960-1279 M), otoritas kerajaan menggunakan "kereta lembu" untuk mengangkut perbekalan selama masa perang. Bahkan, kerbau juga dapat digunakan sebagai senjata ampuh. Kerbau ini dipersenjatai obor dan dikerahkan untuk melawan pasukan musuh dalam perang selama Periode Perang Negara-Negara (475-221 SM).

Kerbau sangat lekat dalam budaya Tionghoa karena peran pentingnya di hampir setiap aspek kehidupan. Lembu jantan itu dimahkotai sebagai Dewa Sheji (yang berarti "dewa tanah dan makanan"), yang mencuri benih dari Surga untuk membebaskan penghuni duniawi di bawah ini dari kelaparan. Menurut legenda, Yu yang Agung, seorang kaisar Dinasti Xia (sekitar tahun 1970-1600 SM), selalu melemparkan patung berbentuk lembu ke sungai di dekat daerah yang ia coba selamatkan dari banjir, berdoa agar Kerbau yang suci mau melindungi penghuni dari bahaya.

Kasih sayang dan penghormatan yang diberikan kepada Kerbau pun tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Tionghoa melalui berbagai tradisi yang secara teratur diadakan untuk merayakan hewan tersebut. Selama Lichun, istilah matahari pertama dari kalender bulan tradisional Tiongkok, rakyat Tiongkok akan membuat kerbau dari tanah liat yang diisi dengan biji-bijian dan mencambuknya, mengungkapkan harapan mereka untuk panen besar di tahun baru yang akan datang. Ornamen kertas bertemakan kerbau juga menjadi populer di pasar lokal Tiongkok tahun ini yang akan digunakan untuk mendekorasi rumah dengan meriah sebagai simbol harapan baik masyarakat dalam menyambut tahun baru.

Kerbau dan Jiwa-nya

Dari lukisan hingga puisi, para seniman tertarik untuk menampilkan semangat Kerbau dalam karya mereka. Li Gang, seorang penyair brilian di Dinasti Song, memuji karakter kerbau yang bekerja keras tanpa mengeluh dalam puisinya. Dalam lukisan Qi Baishi, seorang pelukis terkemuka di Tiongkok, gambar yang jelas dari hewan yang rela berkorban menjadi hidup. Lu Xun, seorang penulis Tiongkok yang terkenal, mengasosiasikan dirinya dengan kewan itu, mengatakan bahwa "dengan alis yang galak, saya dengan tenang menentang seribu jari yang menunjuk, kepala tertunduk seperti kerbau yang rela saya melayani rakyat." Sejak itu, Kerbau yang mau dan mampu melayani menjadi metafora untuk menggambarkan mereka yang rela berkorban untuk kepentingan orang lain.

Semangat kerbau, melambangkan ketekunan, ketabahan, dan keuletan, diwarisi lewat tradisi Tionghoa dari generasi ke generasi dan telah berkembang seiring waktu. Dengan masyarakat memasuki era baru, semangat Kerbau terus membawa makna baru.

Dalam pidato Presiden Tiongkok Xi Jinping pada pertemuan Tahun Baru Komite Nasional CPPCC pada 31 Desember 2020, ia pun mendorong rakyat Tiongkok untuk mempromosikan semangat kerbau dalam melayani rakyat, mendorong pengembangan inovatif dan bekerja tanpa lelah. Karakteristik unik dari lembu tersebut dengan jelas melambangkan kualitas luar biasa yang terus dicita-citakan oleh rakyat Tiongkok.

Berakar kuat dalam budaya Tiongkok, berbagai citra Kerbau dan semangat tunggalnya telah menjadi aspirasi masyarakat Tiongkok untuk menyambut kerja keras dan kehidupan yang baik.  (*)

Alifa Asnia/Penerjemah

Esy Gracia/Penulis