Lama Baca 4 Menit

Komunitas Tionghoa Jerman Geram, Sebut Corona Berasal Dari China di Buku Anak-Anak

09 March 2021, 19:55 WIB

Komunitas Tionghoa Jerman Geram, Sebut Corona Berasal Dari China di Buku Anak-Anak-Image-1

Buku Bergambar Ein Corona Regenbogen für Anna und Moritz - Image from The Times

Hamburg, Bolong.id - Sebuah buku anak-anak memicu kemarahan komunitas Tionghoa di Jerman karena menyebutkan bahwa virus corona berasal dari Tiongkok. Konsulat Tiongkok di Hamburg pun segera melayangkan pernyataan serius terhadap penerbit tersebut.

Buku bergambar dengan judul Ein Corona Regenbogen für Anna und Moritz atau "Pelangi Corona untuk Anna dan Moritz" ini diterbitkan oleh Carlsen Verlag, perusahaan penerbitan yang fokus ke segmen buku anak-anak. Dilansir dari Global Times (8/3/2021), buku yang diterbitkan oleh ayah dari Anna dan Moritz itu menyebutkan bahwa virus corona berasal dari Tiongkok dan menyebar ke wilayah lainnya di dunia.

Komunitas Tionghoa di Jerman pun marah dengan tudingan tersebut dan mengancam akan mengambil tindakan hukum. Mereka mengatakan, permintaan maaf sederhana tidak cukup dan menuntut penarikan kembali buku tersebut. 

Merespon peristiwa ini, Konsulat Tiongkok di Hamburg mengatakan telah mengajukan representasi kepada penerbit dan mengingatkan bahwa provokasi, diskriminasi dan kebencian tidak sejalan dengan nilai-nilai utama Jerman. Komunitas Tionghoa di Jerman perlu berhati-hati dan tenang ketika menghadapi tindakan seperti ini, konsulat memperingatkan.

Beberapa penduduk beretnis Tionghoa di Jerman mengatakan kepada Global Times bahwa mereka langsung memberikan rating dan komentar yang buruk tentang buku tersebut secara online. Tak hanya itu, ada juga yang menyatakan akan menggunakan pengacara untuk membawa persoalan ini ke jalur hukum serta bersiap untuk melakukan protes terhadap rasisme dan diskriminasi. 

"Jika penerbit mengeluarkan pemberitahuan penarikan, orang-orang akan tahu [buku] itu bermasalah ... pesan itu penting untuk disampaikan," kata seorang warga Tionghoa di Jerman kepada Global Times.

Warga yang lain juga menyebutkan bahwa penanganan Carlsen atas isu tersebut sejauh ini tidak menunjukkan kesungguhan. Ia pun khawatir, "jika anak-anak diindoktrinasi dengan gagasan yang salah bahwa virus corona berasal dari Tiongkok, bagaimana mereka akan memperlakukan anak-anak etnis Tionghoa di sekolah?".

"[terlebih], sebuah buku bersirkulasi seperti virus, berpindah dari orang ke orang, dari generasi ke generasi," imbuhnya.

Kasus ini bukanlah kali yang pertama di Jerman. Pada Februari 2020, sebuah majalah Jerman, Der Spiegel, menuliskan "virus corona buatan Tiongkok" di sampul depannya. Kedutaan Besar Tiongkok di Jerman pun langsung mengecam keras majalah tersebut dengan mengatakan "merilis gambar seperti itu tidak berpengaruh apa-apa terhadap wabah tersebut, tetapi hanya menyebabkan kepanikan, saling menyalahkan dan bahkan diskriminasi radikal. "

Sementara itu, seorang pengacara Tionghoa di Jerman mengatakan, tindakan penghinaan dan diskriminasi terhadap imigran Tiongkok dan anak-anak melonjak karena beberapa laporan yang menyesatkan oleh media Jerman. “Hal ini telah menimbulkan trauma psikologis bagi masyarakat Tionghoa, terutama pada anak-anak. Oleh karena itu, reaksi masyarakat Tionghoa di Jerman terhadap buku anak-anak yang dapat memicu diskriminasi dan kebencian rasial inimenjadi lebih kuat dari biasanya,” ujarnya.  (*)