Lama Baca 3 Menit

Survei Media AS: Perusahaan Teknologi AS Harapkan Kerja Sama dengan Tiongkok

21 March 2021, 07:39 WIB

Survei Media AS: Perusahaan Teknologi AS Harapkan Kerja Sama dengan Tiongkok-Image-1

Bendera Amerika Di Luar Gedung New York Stock Exchange - Image from AP Photo/Frank Franklin II

Washington, Bolong.id - Protokol media teknologi Amerika Serikat (AS) melakukan jajak pendapat pada Kamis (18/3/2021) dan menemukan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi AS berharap dapat bekerja sama dengan Tiongkok.

Melansir pemberitaan Xinhua pada Jumat (19/3/2021), survei opini publik ini difokuskan pada sektor sains dan teknologi AS dengan menyoroti peran industri teknologi AS, kerja sama dengan Tiongkok, dan masalah terkait kecerdasan buatan. Survei ini dilakukan melalui wawancara kepada 1.578 responden. 

Hasil survei tersebut menunjukkan, 57% responden berpendapat bahwa pembatasan yang diberlakukan oleh AS pada perusahaan sains dan teknologi Tiongkok sudah berlebihan, 60% menilai perusahaan sains dan teknologi AS harus bekerja sama lebih erat dengan perusahaan sains dan teknologi Tiongkok, dan 58% melihat konfrontasi dengan Tiongkok akan merugikan perusahaan sains dan teknologi AS.

Sementara itu, sejumlah laporan menyatakan bahwa ada jurang pemisah yang dalam antara Washington dan Silicon Valley. Washington, terutama Pentagon, dikatakan perlu menjalin hubungan yang lebih baik dengan perusahaan teknologi inovatif AS.

Tah berhenti sampai disana, Jeffrey Sachs, seorang profesor di Universitas Columbia sekaligus direktur Pusat Pembangunan Berkelanjutan di AS mempublikasikan sebuah artikel yang berjudul "Mengapa Amerika Serikat Harus Bekerja Sama dengan Tiongkok" di internet. Sachs menyebutkan bahwa kerja sama AS dengan Tiongkok maupun negara lain akan memberikan manfaat jauh lebih besar daripada terus melakukan konfrontasi. 

Tiongkok dan AS akan sama-sama memperoleh keuntungan dari kerja sama, seperti memperluas pasar, memajukan inovasi teknologi, mencegah dan mengendalikan epidemi mahkota baru, mempromosikan pemulihan lapangan kerja global, dan bersama-sama menangani perubahan iklim. (*)