Lama Baca 3 Menit

Anggaran Mega Proyek Kereta Cepat Bengkak, Ada Apa?

13 October 2021, 07:38 WIB

Anggaran Mega Proyek Kereta Cepat Bengkak, Ada Apa?-Image-1

Prototype Kereta Cepat Jakarta-Bandung - Image from Dari berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung mengalami pembengkakan biaya yang diestimasi mencapai US$ 1,6 miliar atau setara Rp 22 triliun . Menurut Manajemen Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) , banyaknya penambahan biaya yang mengakibatkan nilai proyek ini naik.

GM Corporate Secretary KCIC Mirza Soraya, mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi pembengkakan biaya, salah satunya adalah pengadaan lahan.

"Di lapangan, biaya proyek ini bertambah, seperti harus merelokasi fasilitas umum dan sosial yang dilewati trase. [...] merelokasi fasilitas umum mengganti lahan baru itu menyebabkan penambahan biaya," kata Mirza dalam program Evening Up, CNBC Indonesia, Selasa (12/10/2021).

Selain itu penggunaan frekuensi GSM-R atau Global System for Mobile Communication yang biasa dipakai untuk telekomunikasi persinyalan kereta juga membuat biaya membengkak. Soraya menyebutkan, karena rancangan anggaran awal menggunakan Tiongkok sebagai tolak ukur, biaya ini tidak terhitung karena frekuensi GSM-R ini bebas biaya.

"Jadi kalau di sini kebijakannya lain, jadi harus ada biaya investasi yang dikeluarkan dan ini di luar anggaran awal karena tadi Benchmark di China," katanya.

Tidak hanya itu, Soraya mengatakan pembengkakan biaya juga terjadi karena ada biaya instalasi untuk PLN dan biaya lain lain yang harus ditanggung KCIC untuk penyelesaian proyek ini.

"Hal lain seperti pekerjaan variation order di konstruksi, [serta] ada financing cost juga juga pekerjaan lain untuk penyelesaian proyek ini," tambahnya.

Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan, alasan dibalik proyek ini membengkak menunjukkan betapa menantangnya proyek ini. Selain itu, ada berbagai kondisi yang di luar perkiraan awal termasuk kondisi geografis wilayah Jawa Barat.

"Contoh ada satu tunnel yang mendekat ke arah Bandung, di dalam itu ada batu yang tidak bisa di bor jadi harus di blasting (peledakan) ini makanya terjadi pembengkakan biaya," katanya.