Beijing - Image from IC
Beijing, Bolong.id - Konsep smart city (kota pintar) sesungguhnya dimulai 1970, dengan ide “Analisis Cluster Los Angeles” di Amerika.
Dilansir dari Sixth Tone, Senin (20/12/2021), ide itu disempurnakan selama beberapa dekade berikutnya, ketika kota-kota Eropa seperti Amsterdam bereksperimen dengan "kota digital" dan perusahaan IBM dan Cisco berinvestasi dalam analitik perkotaan.
Barulah pada Smart City Expo dan World Congress pada tahun 2011 kota-kota pintar benar-benar berkembang di seluruh dunia.
Ketika Tiongkok meluncurkan Proyek Percontohan Kota Pintar pertamanya pada 2012, tujuan programnya sangat luas. Menyangkut pengelolaan, terkait kependudukan, transportasi, perawatan kesehatan, pendidikan, kejahatan, dan lingkungan.
Dalam lima tahun berikutnya, lebih dari 500 kota di Tiongkok telah menyusun rencana kota pintar mereka sendiri.
Liputan media tentang smart city terbelah. Di satu sisi, itu positif dan memudahkan masyarakat. Di sisi lain, para kritikus memperingatkan tentang kebebasan individu, karena wajibnya pengenalan wajah.
Namun sebagian besar daya tarik Tiongkok terhadap kota pintar berasal dari sumber yang lebih umum, seperti pengalaman negara itu selama proses urbanisasi yang cepat dan masih berlangsung.
Di negara-negara berkembang seperti Tiongkok, populasi yang semakin padat, smart city jadi menarik. Karena mampu memproses data dalam jumlah besar dan cepat. Kini smart city diterapkan di banyak kota di Tiongkok. (*)
Baca Juga:
Advertisement