Lama Baca 3 Menit

Dievaluasi, Dampak Perang Rusia - Ukraina terhadap Ekonomi Global

28 February 2022, 16:52 WIB

Dievaluasi, Dampak Perang Rusia - Ukraina terhadap Ekonomi Global-Image-1

Ilustrasi Chip - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Beijing, Bolong.idPerang Rusia - Ukraina dikhawatirkan semua pihak, bakal berdampak negatif pada perekonomian dunia.

Dilansir dari Reuters pada (28/2/2022) Mantan Wakil Menteri Keuangan Tiongkok, Zhu Guangyao meminta perhatian perubahan tajam kebijakan moneter The Fed (bank sentral Amerika Serikat) terhadap kebijakan ekonomi global.

Selain itu, Tiongkok juga harus memiliki sikap yang jelas dalam menghadapi tantangan pasokan chip global.

Zhu Guangyao juga menambahkan bahwa, “Pesatnya perkembangan konflik geopolitik ini akan berdampak besar bagi harga pasar energi global.” 

Itu mengakibatkan harga minyak internasional diprediksi sekitar  $148 per barel (sekitar Rp 2.127.625) dampak perang Rusia -Ukraina.

Harga minyak mentah pada Kamis lalu sempat naik di atas $100 per barel (sekitar Rp 1.437.585). Itu level tertinggi untuk pertama kalinya sejak 2014.

Esoknya, Jumat, harga minyak turun lagi.

Selain itu, ada informasi bahwa perang Rusia - Ukraina tidak akan mempegaruhi kesepakatan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).

Mengenai chip global, Tiongkok perlu menghadapi tantangan pasokan chip global dan internet.

Komisi Eropa merumuskan rencana 1 miliar Euro (sekitar Rp 16,04 Triliun) untuk meningkatkan produksi chip pada awal februari. 

Sebelum itu, kongres AS meloloskan “tagihan chip” senilai $52 miliar (sekitar Rp 747,54 Triliun) yang ditujukan untuk meningkatkan saya saing dalam melawan Tiongkok.

Zhuang Guangyao, juga menambahkan bahwa, “Karena 80% produksi chip global saat ini terkonstentrasi di Asia Timur, ini telah memberikan tekanan besar pada Amerika Serikat dan Eropa.”

"Pemikiran seperti ini mengarah pada rantai pasokan chip global dan fragmentasi Internet, yang sangat berbahaya," katanya.

Tantangan ini harus diatasi oleh Tiongkok, dan sikapnya harus dibuat jelas melalui komunikasi kebijakan. (*)