Xu Ningning (许宁宁), kepala pakar bisnis ASEAN Tiongkok dan direktur eksekutif Dewan Bisnis Tiongkok-ASEAN - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami
Beijing, Bolong.id – Direktur Eksekutif Dewan Bisnis China-ASEAN, Xu Ningning (许宁宁), mengatakan bahwa perdagangan Tiongkok dengan ASEAN menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi negara bersama di kawasan.
Dilansir dari 中国新闻网 pada (10/3/2022) data menunjukkan bahwa sejak Januari hingga Februari 2022, tiga mitra dagang utama Tiongkok adalah UE, ASEAN, dan Amerika Serikat.
Volume perdagangan antara Tiongkok dan UE adalah US$137,16 miliar (sekitar Rp 1,96 kuadriliun), meningkat 14,8% dari tahun ke tahun.
Perdagangan antara Tiongkok dan ASEAN mencapai 136,59 miliar dolar AS (sekitar Rp 1,95 kuadriliun), meningkat 13,1% dari tahun ke tahun.
Volume perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat adalah US$123,32 miliar (sekitar Rp 1,76 kuadriliun), meningkat 12,3% dari tahun ke tahun.
Volume perdagangan antara Tiongkok dan ASEAN adalah US$570 juta (sekitar Rp 8,15 triliun) lebih kecil dari UE, sebagai mitra dagang terbesar Tiongkok.
Xu Ningning (许宁宁) mengatakan bahwa dari Januari hingga Februari tahun ini, dalam perdagangan antara Tiongkok dan ASEAN, ekspor Tiongkok ke ASEAN mencapai US$76,32 miliar (sekitar Rp 1,09 kuadriliun), meningkat 13,3% secara year-on-year.
Impor Tiongkok dari ASEAN mencapai US$60,27 miliar (sekitar Rp 861,83 triliun), angka naik tahunannya sebesar 12,8%, Surplus Tiongkok adalah US$16,05 miliar (sekitar Rp 229,5 triliun).
Di antara sepuluh negara di Tiongkok dan ASEAN, Tiongkok dan Vietnam memiliki surplus perdagangan terbesar sebesar US$8,02 miliar (sekitar Rp 114,68 triliun), menyumbang sekitar 50% dari total surplus antara Tiongkok dan ASEAN. Tiongkok dan Malaysia memiliki defisit terbesar sebesar US$3,6 miliar (sekitar Rp 51,47 triliun).
Terdapat tiga usulan pengembangan perusahaan Tiongkok dan kerja sama ekonomi dan perdagangan ASEAN tahun ini, yaitu:
pertama, memperhatikan rencana dan langkah pemulihan ekonomi yang diterapkan negara-negara ASEAN, dan mencari peluang bisnis di dalamnya.
Kedua, mencari perkembangan baru di bidang utama kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-ASEAN.
Ketiga, menguasai dan memanfaatkan dengan baik sejumlah perjanjian perdagangan bebas, termasuk RCEP, perjanjian perdagangan bebas yang ditandatangani oleh ASEAN dan negara-negaranya serta ekonomi eksternal, untuk membuka pasar internasional.
Perlu disebutkan bahwa pada bulan Januari tahun ini, perusahaan-perusahaan Tiongkok telah melakukan investasi langsung non-keuangan sebesar 11,95 miliar yuan (sekitar Rp 27,01 triliun) di 52 negara di sepanjang “Belt and Road”, meningkat dari tahun ke tahun sebesar 9,9% (setara dengan 1,88 miliar dolar AS (sekitar Rp 26,88 triliun), meningkat 11,9% year-on-year. Negara teratas di negara-negara ASEAN, yaitu Singapura, Malaysia, Vietnam, Indonesia, Laos, Kamboja, Thailand.
Xu Ningning (许宁宁) mengatakan bahwa RCEP yang baru saja berlaku adalah langkah besar untuk pemulihan dan pertumbuhan ekonomi regional, dan titik awal utama baru untuk kerja sama antara perusahaan dari negara-negara penandatangan saat ini.
Direkomendasikan agar provinsi, kota, industri Tiongkok dan perusahaan bekerja sama untuk meraih peluang baru yang dibawa oleh pembukaan regional. (*)
Advertisement