Lama Baca 3 Menit

AS Perpanjang Pengecualian Tarif Produk Tiongkok Hingga Akhir 2020

02 September 2020, 11:59 WIB

AS Perpanjang Pengecualian Tarif Produk Tiongkok Hingga Akhir 2020-Image-1

Perdagangan - Image from internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Amerika Serikat (AS), Bolong.id - Kantor Perwakilan Perdagangan AS (USTR) mengumumkan, mereka memperpanjang pengecualian tarif di beberapa produk Tiongkok termasuk jam tangan pintar dan produk medis hingga 31 Desember 2020. 

Sebuah langkah yang menurut pengamat menunjukkan bahwa dua ekonomi terbesar di dunia (Tiongkok-AS) memenuhi janji mereka, yaitu untuk menciptakan kondisi implementasi perjanjian perdagangan fase satu.

Pengecualian yang ditetapkan untuk berakhir pada 1 September 2020 akan diperpanjang hingga akhir 2020, dilansir dari Global Times (Rabu, 2/8/2020).

Produk yang masuk dalam daftar adalah jam tangan pintar, pelacak kebugaran, dan peralatan komunikasi nirkabel. Beberapa di antaranya dapat diimpor oleh perusahaan teknologi AS termasuk Apple dan FitBit. Selain itu, produk medis seperti masker wajah, respirator penutup wajah, dan barang medis lainnya juga dikecualikan dari tarif hingga akhir 2020.

Gao Lingyun, seorang ahli di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok di Beijing yang mengikuti topik perdagangan Tiongkok-AS mengatakan, pengumuman dari pihak AS ini merupakan isyarat positif yang menunjukkan bahwa implementasi kesepakatan perdagangan fase satu berada di jalur yang benar.

Sebagai bagian penting dari kesepakatan perdagangan fase satu yang ditandatangani pada Januari 2020, AS telah setuju untuk memangkas beberapa tarif pada barang-barang Tiongkok sebagai imbalan Tiongkok yang telah membeli lebih banyak produk pertanian dan energi AS. Secara khusus, AS akan memotong setengah tarif barang-barang Tiongkok senilai $120 miliar atau sekitar Rp1.770 triliun menjadi 7,5 persen.

Pengumuman tersebut sejauh ini merupakan komunikasi paling positif antara Tiongkok dan AS dalam beberapa pekan terakhir di tengah hubungan yang memburuk, yang juga menegaskan kembali komitmen kedua belah pihak untuk perjanjian perdagangan fase satu.

Tetapi analis juga memperingatkan bahwa ketidakpastian masih berlanjut, apakah AS akan menghormati kesepakatan setelah pemilihan presiden pada November 2020.

"Kesepakatan perdagangan fase satu belum ditinjau oleh Kongres AS dan karena itu bukan undang-undang. Jika Partai Demokrat memenangkan pemilu, mungkin ada modifikasi tertentu pada kesepakatan itu, dan Tiongkok perlu bersiap untuk ketidakpastian seperti itu," Gao mengatakan.