Pantai Lagundi Anyer ramai ditengah virus corona - Image from www.tagar.id
Tiongkok telah berjuang keras dalam memerangi wabah virus corona yang sebelumnya menjadi sebuah keadaan darurat kesehatan utama, yang dianggap telah menyebar paling cepat sehingga menimbulkan infeksi paling luas.
Meskipun virus ini sudah menginfeksi lebih dari 78.000 orang, kasus corona baru di Tiongkok setiap harinya mengalami penurunan secara drastis, jumlah pasien yang pulih pun semakin meningkat.
Prestasi ini diraih Tiongkok tentu dengan sistem kepemimpinan yang kuat dibawah komando Presiden Xi Jinping. Xi secara pribadi menginstruksikan perang rakyat melawan epidemi.
Langkah Cepat Tiongkok Menangani Corona
Xi terus-menerus memberi perhatian pada pencegahan epidemi serta membuat instruksi lisan atau tertulis setiap harinya. Mari kita lihat, bagaimana langkah tanggap Xi dalam memerangi virus corona.
7 Januari 2020
Xi mengeluarkan persyaratan untuk pencegahan epidemi serta pekerjaan pengendalian saat ia memimpin rapat Komite Tetap Biro Politik Komite Pusat CPC.
20 Januari 2020
Xi menuntut komite dan pemerintah Partai di semua tingkatan untuk menempatkan kesehatan masyarakat sebagai prioritas utama serta melakukan upaya tegas untuk menghentikan penyebaran virus.
22 Januari 2020
Komite Sentral CPC membuat langkah tegas yaitu memerintahkan Hubei untuk menerapkan kontrol penuh dan ketat atas arus populasi keluar.
23 Januari 2020
Semua jenis transportasi umum perkotaan, termasuk bus kota, feri dan jalur metro ditunda, arus keluar di bandara dan stasiun kereta pun ditutup di Wuhan.
25 Januari 2020
Hari pertama Tahun Baru Imlek Tiongkok, Xi memimpin pertemuan lain Komite Tetap Biro Politik Komite Pusat CPC, dengan bahasan fokus wabah COVID-19.
Pertemuan tersebut memutuskan untuk membentuk kelompok terkemuka pusat terkait epidemi, mengirim tim pemandu pusat, serta menuntut gugus tugas antar lembaga Dewan Negara, dan menuntut peran penuh dalam koordinasi.
"Saya sangat terdorong dan terkesan oleh pengetahuan terperinci Presiden tentang wabah itu, dan keterlibatan pribadinya dalam respons itu," ungkap Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pasca bertemu Xi di Beijing pada 28 Januari. "Ini bagi saya kepemimpinan yang sangat langka." tambahnya.
10 Februari 2020
Xi memeriksa kerja pencegahan serta kontrol COVID-19 di Beijing dan mendengar laporan dari Wuhan melalui tautan video.
Tak hanya itu saja, Xi juga telah membuat persyaratan tentang pencegahan dan pengendalian epidemi dari berbagai aspek saat ia memimpin pertemuan sejumlah komisi pusat, tentang tata kelola berbasis hukum secara keseluruhan, urusan dunia maya, reformasi pendalaman menyeluruh, serta urusan luar negeri.
23 Februari 2020
Xi mengkoordinasikan pengendalian epidemi serta pembangunan ekonomi dan sosial. Xi membuat persyaratan khusus untuk kedua lini tersebut.
Bukan hanya pemerintahannya yang sigap, belasan perusahaan logistik terkemuka di Tiongkok pun juga telah mengoperasikan jalur hijau demi mengangkut barang bantuan ke Wuhan secara gratis.
Masyarakat turut berperan aktif, ada pekerja yang spontan menjadi sukarelawan dalam proyek konstruksi RS Huoshenshan. Ada pula petani yang membeli 10 ton kubis untuk disumbangkan ke Hubei. Bahkan seorang warga berusia 87 tahun menyumbangkan seluruh simpanan hari tuanya, sebesar 200.000 yuan (sekitar Rp 439 juta).
Disamping itu, lebih banyak warga yang dengan penuh kesadaran tidak keluar dari rumah pada Tahun Baru Imlek, padahal hari itu adalah hari tradisional paling penting bagi masyarakat Tiongkok. Mereka telah memilih cara paling primitif sekaligus paling efektif untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Langkah Indonesia dalam Memerangi Corona
Karyawan menyemprotkan cairan disinfektan di bagian dalam gerbong kereta di Dipo Depok, Jawa Barat - Image from tirto.id
Tak hanya Tiongkok, Indonesia pun tengah melakukan segala upaya untuk mengerem penyebaran virus corona. Terbaru, Indonesia menduduki tingkat kematian corona nomor 9 di dunia. Artinya, angka harapan hidup warga yang positif corona di Indonesia terbilang sangat rendah.
Apa saja upaya Indonesia dalam menanggulangi wabah corona? Salah satunya yaitu dengan mengeluarkan kebijakan work from home atau kerja jarak jauh dan meliburkan sekolah beserta kampus-kampus selama 2 pekan.
Keputusan ini pun dibarengi dengan himbauan agar karyawan dan pelajar yang diliburkan mengisolasi dirinya sendiri di rumah, hal ini bertujuan untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
Namun sayangnya, himbauan ini hanya dianggap angin lalu oleh beberapa orang, alih-alih mengisolasi diri, mereka malah berwisata bersama keluarga.
Terbaru Rabu kemarin, pantai Carita-Anyer, Banten dibanjiri wisatawan yang didominasi warga Jakarta yang mayoritas adalah orangtua dan anak-anak yang mendapat kebijakan kerja dan sekolah jarak jauh dari Pemprov DKI.
Fenomena aneh ini agaknya menjadi sorotan, bagaimana acuhnya warga Indonesia terhadap virus corona. Hal ini pun diperparah dengan pemerintah pusat yang terkesan 'lelet' dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait penyebaran virus corona.
Kasus corona di Indonesia pun semakin bertambah, tak tanggung-tanggung, kenaikan itu bisa mencapai 30% setiap harinya.
Tiongkok Siap Membantu Indonesia Melawan Virus Corona
Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping - Image from moderndiplomacy.eu
Bisa dibilang, Tiongkok sudah selesai berperang dengan corona, namun Indonesia baru saja memulai.
Namun ditengah 'ketidak pedulian' warga Indonesia ditengah wabah corona, Tiongkok dengan tangan terbuka bersedia membantu Indonesia. Bisa dibilang tindakan Tiongkok ini sebagai tindakan balas budi.
Diketahui saat awal merebaknya virus corona, Tiongkok menerima bantuan dari masyarakat internasional. Ada 62 negara termasuk Indonesia, serta 7 organisasi internasional yang menyumbangkan masker, baju pelindung, dan barang kebutuhan darurat lain.
Bantuan tersebut merupakan dukungan berharga bagi Tiongkok dalam pertempuran melawan corona. Pihaknya pun mengaku tidak akan pernah melupakan uluran tangan masyarakat internasional. Kini, Tiongkok juga siap membantu negara lain.
Sejauh ini, Tiongkok telah mengirim perangkat penguji virus corona COVID-19 dan bantuan material lainnya ke sejumlah negara yang membutuhkan.
Bantuan tersebut disalurkan melalui Palang Merah, jalur non-pemerintah, sektor bisnis, serta jalur pemerintah daerah. Tak berhenti disitu, Tiongkok juga telah memberangkatkan tim sukarelawan ahli medis ke Iran, Irak, Italia, serta negara lain.
Pada 7 Maret 2020, Pemerintah Tiongkok menyumbangkan 20 juta dolar AS kepada Badan Kesehatan Dunia WHO sebagai dukungan dalam mengembangkan kerja sama internasional mengatasi pandemi corona.
Pihak Tiongkok yang diwakili oleh Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian, menegaskan bahwa negaranya siap membantu Indonesia dalam menghadapi pandemi virus corona jenis baru yang menyebabkan penyakit Covid-19.
"Kami juga siap bekerja sama dengan Indonesia dan memberikan bantuan semaksimal mungkin bagi Indonesia untuk menangani pandemi ini," kata Qian seperti yang dilansir dari laman Kompas Rabu (17/3/2020).
Qian juga menegaskan, bahwa solidaritas dan kerja sama merupakan senjata umat manusia yang paling ampuh untuk mengalahkan bencana.
Advertisement