Lama Baca 3 Menit

Konflik Rusia-Ukraina, Indonesia Kena Imbas Cari Pemasok Gandum Baru

03 March 2022, 08:53 WIB

Konflik Rusia-Ukraina, Indonesia Kena Imbas Cari Pemasok Gandum Baru-Image-1

Ladang Gandum - Image from cdn.tmpo.co

Jakarta, Bolong.id - Terjadinya konflik Rusia-Ukraina membuat Indonesia perlu mengantisipasi kebutuhan mencari sumber gandum baru. Pasalnya, konflik tersebut dapat mengganggu distribusi gandum di pasar internasional.

Pada Sabtu lalu, Krisna Gupta, Associate Researcher di Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengatakan, "konflik ini akan berpengaruh besar pada harga pangan di Indonesia dan Indonesia harus segera mencari sumber gandum dan pupuk baru secepatnya untuk membatasi kenaikan harga pangan."

Penting untuk diketahui, menurut data tahun 2020 dari UN Comtrade, Ukraina memasok sekitar 23,51 persen gandum Indonesia. Tidak hanya Ukraina, Rusia pun memiliki hubungan perdagangan pangan yang cukup erat dengan Indonesia. Pasalnya, Rusia merupakan salah satu eksportir utama minyak bumi, gas alam, dan barang tambang dunia.

Konflik antara keduanya pun akan mengakibatkan terganggunya suplai bahan makanan dan energi, terutama setelah sanksi yang diberikan Amerika Serikat ke Rusia.

Adapun Krisna mengingatkan bahwa sebelum konflik pecah antara kedua negara. Ketahanan pangan global sudah dihadapkan pada berbagai tantangan. Seperti pandemi Covid-19 dan perubahan iklim yang menyebabkan penurunan jumlah produksi dan ketidakpastian musim tanam.

"Perubahan iklim telah mempengaruhi perubahan cuaca yang tidak menentu, peningkatan suhu udara dan kekeringan. Tiga hal tadi sudah berkontribusi pada melemahnya ketahanan pangan. Kondisi ini juga mempersulit petani dalam menentukan waktu tanam yang tepat, mengakibatkan gagal panen dan kelangkaan pangan di waktu mendatang," katanya.

Untuk itu, ujar dia, pembahasan mengenai perubahan iklim menjadi semakin relevan karena meningkatnya kerawanan pangan juga akan mengakibatkan konflik dan migrasi besar-besaran dalam jangka panjang.

Ia juga menyayangkan terjadinya perang Rusia-Ukraina, sebab hal ini akan menggeser urgensi penyelesaian masalah iklim. Pupuk, gandum, dan energi adalah produk antara. Maksudnya, kelangkaannya akan merambat ke naiknya harga produk turunan.

Sebagai informasi, Indonesia tercatat mengimpor sebesar 2,99 juta ton gandum dari Ukraina pada 2019 dan 2,96 juta ton di 2020, atau sekitar 25 persen dari total impor biji gandum Indonesia. Di lain sisi, Ukraina tercatat mengimpor minyak kelapa sawit dari Indonesia dengan nilai sebesar US$139 juta (sekitar Rp1,9 triliun) pada 2019.(*)


Informasi Seputar Tiongkok