Ilustrasi toko perabotan rumah tangga - Image from 3.bp.blogspot.com
Jakarta, Bolong.id - Margo Yuwono, kepala Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) mengatakan, aneka barang produk Tiongkok membanjiri pasar Indonesia.
Dilansir dari CNBC Indonesia pada Senin (18/04/2022) BPS mencatat, impor asal Tiongkok masih mendominasi barang-barang yang masuk ke Indonesia selama Maret 2022. Dengan porsi naik US$675,2 juta (sekitar Rp9,6 triliun) dibandingkan Februari 2022.
Saat konferensi pers virtual pada Senin (18/4/2022), Margo Yuwono mengatakan "Impor dari Tiongkok masih yang terbesar."
Ia menjelaskan, pada bulan maret 2022 barang impor mengalami peningkatan terbesar, didominasi oleh mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$520 juta (sekitar Rp7,4 triliun), mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) sebesar US$429,9 juta (sekitar Rp6,1 triliun), besi dan baja (HS 72) sebesar US$393,9 juta (sekitar Rp5,6 triliun), plastik dan barang dari plastik (HS 39), dan kendaraan dan bagiannya (HS 87) US$216 juta (sekitar Rp3 triliun).
"Yang tertinggi penambahan impor bulan Maret ini adalah HS 85, negara asal barang dari Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang," kata Margo.
Fajar Budiyono selaku Sekjen Asosiasi Industri Aromatik, Olefin & Plastik Indonesia (Inaplas) juga mengatakan, lonjakan impor asal Tiongkok wajar di bulan Maret. Terutama untuk barang dari plastik dan komponen otomotif. Juga, barang elektrik dan peralatan yang casing-nya biasanya terbuat dari plastik.
Fajar juga mengatakan, karena di Tiongkok itu produksi sempat turun di bulan Februari karena libur tahun baru. Baru setelah pertengahan bulan Tiongkok akan pacu produksi dan Maret akan memperkenalkan model baru. Jadi barang-barang yang masuk itu terutama barang akan dirilis ke pasar.
Peluncuran model baru, lanjut dia, terutama untuk memanfaatkan peningkatan konsumsi di momen Puasa-Ramadan di Indonesia.
Selain itu, rencana pembelajaran tatap muka di sekolah yang akan dibuka juga mendorong optimisme akan pasar Indonesia. Pasar semakin terbuka. Belum lagi, pasar Tiongkok di luar juga ada terganggu seperti masalah dagang dengan AS, sehingga Tiongkok akan mencari pasar lain, diantaranya ke Indonesia, tambah Fajar.
Tiongkok Juga tengah memacu produksi mesin-mesin baru. Dimana industri di dalam negeri saat ini sedang dalam rencana memasang atau instalasi mesin baru yang juga banyak menggunakan produk baru.
Fajar juga menambahkan, karena mesin-mesin atau peralatan itu casing plastik. Tentu Indonesia juga banyak impor mur dari Tiongkok. Jadi wajar jika ada kenaikan. Begitu juga dengan komponen otomotif. Meski demikian ia juga akan melihat kondisi selama bulan April karena adanya lockdown di beberapa lokasi di Tiongkok yang meemungkinan mengalami penurunan.(*)
Advertisement