Lama Baca 4 Menit

Kopi Kapal Api Masuk Pasar China, Gandeng WAHAHA Group

25 January 2021, 11:56 WIB

Kopi Kapal Api Masuk Pasar China, Gandeng WAHAHA Group-Image-1

Djauhari Oratmangun dalam kerjasama RI-China - Image from Tribun

Jakarta, Bolong.id - PT Kapal Api Global akan membuat minuman dengan kandungan cita rasa khas Indonesia di Tiongkok. Dalam hal ini, Kapal Api bekerjasama dengan produsen minuman asal Hangzhou Tiongkok, yaitu WAHAHA Group.

Kerjasama ini disambut baik oleh Kedutaan Besar Indonesia di Tiongkok, serta Duta Besar Djauhari Oratmangun. "Masuknya produk kopi Indonesia yang dikembangkan bersama antara WAHAHA Group dan PT Kapal Api Global, diharapkan mampu memberikan terobosan baru dalam mendorong produk minuman besutan kedua perusahaan tesebut di pasar Tiongkok," tulis laporan di situs Kemlu.go.id Sabtu (23/1/21).

Dubes Djauhari juga berharap WAHAHA Group dapat mengembangkan bisnis dengan menggandeng produk-produk makanan dan minuman unggulan lainnya dari Indonesia untuk masuk pasar Tiongkok.

Pihak WAHAHA Group mengaku senang dengan dukungan dari Dubes RI dan Konjen RI di Tiongkok, bersama Chairman INACHAM (Indonesia Chamber of Commerce). Ke depannya, WAHAHA tertarik untuk memperkuat jalinan bisnis antara Tiongkok dan Indonesia.

WAHAHA Group berdiri sejak 1987 dan aktif di sektor produsen minuman segar kemasan botol di China. Perusahaan itu masuk dalam Top 500 China Entreprises.

Total karyawan di WAHAHA mencapai 30 ribu orang dengan 80 basis produksi di seluruh Tiongkok. Penjualan mereka pertahun mencapai 720 miliar yuan.

WAHAHA Group tertarik mengeksplorasi lebih lanjut kerja sama dengan berbagai mitra di Indonesia, khususnya menyikapi peluang pasca penandatanganan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

RCEP merupakan perjanjian kerja sama dagang terbesar di dunia yang ditandatangani oleh 10 negara anggota ASEAN, bersama Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia.

Kawasan ini mencakup 2,1 miliar orang (30 persen populasi dunia) dan menyumbang sekitar 30 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global. Tujuan kesepakatan ini untuk menurunkan tarif, membuka perdagangan barang dan jasa, serta mempromosikan investasi.

Secara khusus, RCEP diharapkan dapat memangkas biaya dan waktu bagi perusahaan dalam mengekspor produknya ke negara-negara dalam lingkup perjanjian ini. Eksportir hanya perlu menggunakan satu macam Surat Keterangan Asal (SKA) untuk bisa mengekspor ke seluruh negara anggota RCEP. Selain itu, diharapkan terdapat spill-over effect, yang memperluas jangkauan Indonesia ke negara-negara di luar anggota RCEP dan rantai pasok global.

Pada Desember 2020, Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet menekankan RCEP yang telah disepakati negara-negara ASEAN (termasuk Indonesia) bersama lima negara besar (Australia, New Zealand, Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan), harus dimanfaatkan untuk mendongkrak perekonomian nasional mengingat perjanjian itu diinisiasi oleh Indonesia, dipimpin oleh Indonesia, dan ditandatangani atas 'restu' Indonesia. (*)