Vitamin D - Image from kompas.com
Jakarta, Bolong.id - Jumlah orang yang terpapar COVID-18 di dunia telah mencapai 98 juta jiwa selama lebih dari satu tahun. Semua orang berjuang agar terhindar dari ganasnya COVID-19.
Wabah COVID-19 menjadi pandemi bagi dunia, karena dapat menginfeksi siapapun tanpa mengenal ras, usia atau jenis kelamin. Risiko terkena virus corona semakin hari kian meningkat.
Dikutip dari video Youtube Profesor di University of Arizona Integrated Medical Center, Dr Yang, yang menjelaskan orang yang terpapar COVID-19 adalah orang dengan kondisi kekurangan vitamin D.
Ia mengatakan setidaknya 60% orang di dunia mengalami kondisi ini. Dalam penelitiannya sekitar 90% pasiennya mengalami hal yang sama.
Vitamin D merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang memainkan peran penting dalam tubuh kita. Nutrisi ini sangat penting untuk kesehatan bagi sistem kekebalan tubuh.
Menurut Dr Yang, alasan vitamin D menjadi penting bagi tubuh di tengah pandemi.
1. Vitamin D bukanlah vitamin biasa tapi hormon steroid. Arti hormon adalah faktor yang dapat menyebabkan perubahan penting dalam tubuh seperti insulin, hormon seks, hormon pertumbuhan, dll. Maka dari itu vitamin D memilik efek yang penting bagi tubuh.
2. Vitamin D larut dalam lemak, mampu menembus membran sel ke dalam sel dan berpartisipasi langsung dalam dan mempengaruhi replikasi messenger RNA.
Semua orang tahu bahwa virus Covid-19 hanya perlu mereplikasi RNA pembawa pesan untuk bereproduksi dan bertahan hidup.
Ini juga yang terdapat dalam vaksin messenger RNA. Jadi vitamin D bisa mengganggu replikasi virus Covid-19 baru di dalam tubuh.
3. Vitamin D ada di dalam sel Memiliki reseptornya sendiri Ini berarti sel mana yang memiliki reseptor, ialah yang akan mempengaruhi sel tersebut.
Reseptor pada membran sel Dan ada reseptor di dalam nukleus Artinya bisa mengatur ekspresi gen sel Itu juga dapat dengan cepat mempengaruhi fungsi dan aktivitas sel
Penelitian menemukan bahwa orang denga kekurangan vitamin D mengalami perubahan dalam sistem kekebalannya.
Perubahan indikator kekebalan orang dengan virus Covid-19 sangat mirip. Dengan kata lain, jika sesorang kekurangan vitamin D, orang itu sudah memiliki disfungsi kekebalan yang mirip dengan virus corona dan karena ini dapat terpapar COVID-19.Ini menjadi sebab penderita COVID-19 yang kekurangan vitamin D memiliki gejala yang lebih serius dan risiko kematian lebih besar.
COVID-19 berbeda dengan penyakit infeksi saluran pernapasan bagian atas lainnya, itu menyebabkan emboli pembuluh darah 9 kali lebih besar dari penyakit infeksi lainnya. Dengan kata lain, konsekuensi serius dari COVID-19 bukan hanya karena pengaruhnya terhadap saluran pernapasan dan paru-paru.
Tapi juga, trombosis dan iskemia parah pada organ vital di seluruh tubuh, kekurangan vitamin D akan mempengaruhi kerusakan dan fungsi sel endotel serta mempengaruhi mekanisme pembekuan darah
Reseptor vitamin D juga banyak ditemukan di otak kita yang secara langsung mempengaruhi ingatan, konsentrasi, Emosi, dan pemikiran. Otak juga bergantung pada suplai darah keseimbangan air dan elektrolit dan fungsi kekebalan tubuh normal.
Jadi kekurangan vitamin D juga berdampak terhadap fungsi kekebalan dan fungsi kardiovaskular.
Bagaimana cara mengetahui bahwa kita kekurangan vitamin D?
Ini sangat sederhana, Anda melakukan tes darah Hasilnya akan memberi tahu Anda jika Anda mengalami kekurangan vitamin D. Yang mereka uji adalah serum 25-hydroxyvitamin D3, Nilai referensi level normalnya adalah 26-65ng / ml (nanogram per mililiter).
Tips dari Dr Yang, pertama-tama Anda harus meningkatkan peluang berjemur, Pilih makanan diet dengan tambahan vitamin D. Selain itu, gunakan indikator darah Anda Untuk menentukan berapa banyak vitamin D yang perlu Anda tambahkan. (*)
Advertisement