Lama Baca 3 Menit

Demo di Myanmar Terus Berlangsung

03 March 2021, 13:49 WIB

Demo di Myanmar Terus Berlangsung-Image-1

Pedemo Myanmar menutup jalan dengan kendaraan yang mereka kelilingi sebagai bentuk protes melawan kudeta. Demo Myanmar di Yangon semakin membesar pada Senin (22/2/2021). - Image from Kompas.com

Yangon, Bolong.id - Situasi di Myanmar kian panas. Demo menentang kudeta militer di sana, terus-menerus dilakukan warga. Mereka terus maju, meskipun militer bersenjata.

Peringatan militer Myanmar dikeluarkan setelah tiga pengunjuk rasa ditembak mati akhir pekan lalu. Penggunaan kekuatan mematikan itu pun dikecam PBB pada Senin (1/3/21), dan Uni Eropa mengumumkan sudah sepakat untuk menjatuhkan sanksi pada militer Myanmar. 

Sementara itu Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Inggris telah menjatuhkan sanksi ke para jenderal yang sekarang memerintah Myanmar.

Demo Myanmar besar-besaran terjadi sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari, dengan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi ditahan untuk mengakhiri 10 tahun masa demokrasi. Setelah berlangsung tiga minggu tanpa henti, para pedemo Myanmar pun mulai kehilangan kesabaran. 

"Para pengunjuk rasa sekarang menghasut orang-orang, terutama remaja dan pemuda yang emosional, ke jalur konfrontasi di mana mereka akan kehilangan nyawa," demikian bunyi ancaman militer di stasiun tv negara, MRTV. 

Mereka juga memperingatkan agar pengunjuk rasa tidak menghasut kerusuhan dan bertindak anarkis.  Namun, massa demo anti- kudeta Myanmar tak peduli dengan ancaman itu. Ratusan ribu orang berunjuk rasa pada Senin (22/2/2021) di Yangon, kota terbesar dan pusat komersial Myanmar. 

"Kami turun hari ini untuk bergabung dalam demo, untuk berjuang sampai kami menang," kata Kyaw Kyaw mahasiswa berusia 23 tahun kepada AFP. 

Di pagi hari yang sama, militer meningkatkan penjagaan mereka dengan mengerahkan truk polisi serta personel yang diterjunkan ke jalan-jalan dan menutup sebuah distrik kedutaan besar. Sebelumnya militer dan polisi telah menggunakan peluru karet, gas air mata, meriam air, dan peluru tajam untuk membubarkan massa. 

Puluhan ribu pekerja profesional dan pegawai turut berdemo di Naypyidaw, ibu kota Myanmar dan benteng militer negara itu. Lebih dari 100 orang ditangkap saat polisi mengejar para pedemo di jalan-jalan, menurut keterangan jurnalis AFP di lokasi. Demo besar juga merebak di kota-kota lain seperti Mandalay, Myitkyina, dan Dawei. (*)