Lama Baca 4 Menit

Gaya Hubungan Percintaan Pria dan Wanita China di Era Baru Berdirinya RRT

16 May 2021, 08:00 WIB

Gaya Hubungan Percintaan Pria dan Wanita China di Era Baru Berdirinya RRT-Image-1

Ilustrasi pasangan Tiongkok - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Bolong.id - Sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, metode pernikahan di Tiongkok pada umumnya diatur oleh mak comblang. Para mak comblang pertama-tama memperkenalkan situasi satu sama lain kepada kedua pihak. 

Setelah orang tua dari kedua belah pihak setuju, mereka mengatur agar pemuda dan pemudi bertemu secara langsung, yaitu, kedua belah pihak sepakat untuk bertemu secara informal di tempat umum (biasanya pasar) pada waktu tertentu. Pemuda pria dan wanita akan bertemu satu sama lain secara informal. 

Ditemani oleh kerabat keluarga ke tempat yang telah ditentukan. Pertemuan tersebut dipisahkan oleh jarak tertentu. Mak comblang akan memberitahu kedua pihak yang bertemu, kemudian mereka akan melihat satu sama lain. Saat itu, mereka mungkin berhenti dan melihat satu sama lain untuk beberapa saat atau mungkin hanya lewat tanpa menyapa.

Dilansir dari chinawenhua.com.cn, hal tersebut dilakukkan dengan tujuan untuk melihat wajah, postur tubuh, penampilan satu sama lain. Jika salah satu pihak tidak berkenan, maka akan dibatalkan. Jika kedua belah pihak setuju, maka akan diatur pertemuan secara formal.

Dalam pertemuan formal, mereka masih akan ditemani oleh kerabatnya. Tempat yang dipilih biasanya di rumah mak comblang. Para pihak pria dan wanita secara resmi bertemu dan mengobrol. Jika kedua belah pihak puas setelah pertemuan tersebut, maka perjodohan telah selesai. 

Setelah itu, baik pria maupun wanita akan membeli hadiah dan makan bersama. Ini adalah kontak jangka panjang setelah keduanya menjalin hubungan. Dengan saling memberikan sesuatu atau hadiah, keduanya memiliki hubungan yang lebih akrab, dan secara alami mereka menyebut satu sama lain dengan nama mereka.

Dari berpacaran hingga menikah, biasanya butuh satu atau dua tahun. Selama periode ini, keduanya memiliki banyak kesempatan untuk bertemu. Selama liburan, para pemuda pergi ke rumah wanita untuk memberikan hadiah, atau membantu pekerjaan keluarga wanita (misalnya dibidang pertanian). Dengan cara demikian, saat pernikahan dilangsungkan, keduanya sudah cukup akrab satu sama lain dan memiliki landasan emosional tertentu.

Di masa lalu, pria dan wanita tidak memiliki kesempatan untuk berhubungan dan memupuk kasih sayang sebelum menikah, juga tidak memiliki hak untuk memilih pasangannya sendiri. Dalam memilih pasangan, keinginan pasangan dihormati. Pendapat orang tua hanyalah tambahan. 

Dengan cara demikian, hubungan suami istri setelah berkeluarga sudah terasa wajar sejak awal. Tidak ada konteks komunikasi yang memalukan antara suami dan istri, seperti dalam adat perkawinan tradisional Tiongkok. 

Selain itu, gagasan bahwa laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, kini sebagian besar digantikan oleh gagasan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.Tidak ada perbedaan yang jelas antara suami dan istri. 

Selain itu, istri tidak hanya melakukan pekerjaan rumah, tetapi juga bekerja di lapangan, tingkat keletihannya pada umumnya lebih berat dari pada suaminya, dan kontribusinya terhadap keluarga tidak kalah dengan suaminya. (*)

 

Informasi Seputar Tiongkok