Lama Baca 4 Menit

Perhatikan! Kemenhub Rilis Aturan Baru Perjalanan Udara Jawa-Bali

20 July 2021, 15:59 WIB

Perhatikan! Kemenhub Rilis Aturan Baru Perjalanan Udara Jawa-Bali-Image-1

Kondisi Tol di Jakarta - Image from Pikiran Rakyat

Jakarta, Bolong.id - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara merilis Surat Edaran Nomor SE 53 Tahun 2021 terkait syarat penumpang penerbangan di Jawa dan Bali.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto dalam keterangan tertulis menyatakan “Untuk penerbangan antar-bandara di Pulau Jawa, penerbangan dari atau ke bandar udara di Pulau Jawa dan Pulau Bali, wajib menunjukkan kartu vaksin pertama dan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 2x24 jam sebelum keberangkatan."

"Sedangkan untuk penerbangan selain Pulau Jawa dan Pulau Bali wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 2x24 jam atau hasil negatif tes rapid antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan," lanjutnya.

Novie Riyanto juga menyampaikan bahwa, khusus selama masa libur hari raya Iduladha 1442 Hijriah pada 19-25 Juli 2021, perjalanan penumpang, termasuk orang di bawah 18 tahun, sementara akan dibatasi, dan perjalanan yang diperbolehkan hanya untuk perjalanan dengan keperluan aktivitas bekerja di sektor esensial dan kritikal, keperluan mendesak seperti pasien dengan kondisi sakit keras, ibu hamil didampingi 1 (satu) orang anggota keluarga, kepentingan persalinan dengan didampingi maksimal 2 (dua) orang, dan pengantar jenazah non Covid-19 dengan jumlah maksimal 5 (lima) orang.

"Bagi pelaku perjalanan yang bekerja di sektor esensial dan kritikal diwajibkan juga menunjukkan Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP) atau Surat Keterangan dari Pemerintah Daerah setempat atau Surat Perintah Tugas dari Pimpinan Instansi setingkat Eselon II," ujar Dirjen Novie.

"Sementara itu untuk pelaku perjalanan orang/penumpang dengan keperluan mendesak, juga wajib menunjukkan surat keterangan perjalanan antara lain surat rujukan dari Rumah Sakit, surat pengantar dari perangkat daerah setempat seperti Surat Keterangan Kematian atau surat keterangan lainnya," tambahnya.

Surat Edaran 53 Tahun 2021 ini menyatakan pelaku perjalanan dengan kepentingan khusus medis, karena alasan medis berdasarkan keterangan dari dokter spesialis penyakit dalam, pasien dengan kondisi sakit keras dan ibu hamil yang didampingi oleh 1 (satu) orang anggota keluarga, tidak harus menunjukkan kartu vaksin.

"Kami terus memperbarui Surat Edaran petunjuk perjalanan orang sesuai dengan SE terbaru dari Satgas Covid-19 yaitu SE Nomor 15 Tahun 2021. Semoga dengan adanya pembatasan mobilitas masyarakat dan pembatasan kegiatan peribadatan/tradisi selama Iduladha di masa pandemi ini dapat ditaati oleh masyarakat, sehingga usaha kita dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 tidak sia-sia," pungkasnya.

Sebagai informasi, Surat Edaran Nomor SE 53 Tahun 2021 merupakan Perubahan Atas Surat Edaran Nomor SE 45 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Udara Pada Masa Pandemi virus Novel Corona 2019 (Covid-19) yang ditetapkan Kementerian Perhubungan, mulai berlaku 19 Juli 2021.

Surat Edaran ini bertujuan melakukan pembatasan pelaku perjalanan dalam negeri dengan transportasi udara, khususnya selama masa libur hari raya Iduladha 1442 Hijriah mulai tanggal 18-25 Juli 2021. (*)