Lama Baca 5 Menit

Sempat Bermasalah, Transportasi Online Didi Chuxing Kini Bangkit Kembali

15 July 2021, 07:35 WIB



Sempat Bermasalah, Transportasi Online Didi Chuxing Kini Bangkit Kembali-Image-1

Logo Didi Chuxing - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Bolong.id - Sejak Didi Chuxing mengalami perbaikan karena masalah keamanan siber, aplikasi pesaingnya menggunakan kesempatan ini untuk menarik banyak pengemudi dan pengguna.

Menurut analis, Didi menyumbang 90% dari semua pesanan panggilan mobil online di Tiongkok, tetapi aplikasi transportasi online lainnya di Tiongkok mencoba untuk merebut posisi terdepan, mempercepat rencana ekspansi, memberikan diskon dan meningkatkan insentif untuk driver.

Selain itu, banyak pesaing Didi yang mendapat investasi dari oleh produsen mobil Tiongkok. Cao Cao, aplikasi pesainya Didi, baru-baru ini memberikan bebagai diskon dan manfaat bagi pengguna hingga hampir sepertiganya. Selain itu ada juga, T3 Chuxing, aplikasi pemanggil taksi yang berbasis di Nanjing, mengumumkan rencana untuk memperluas ke 15 kota.

Pada Juli tahun ini, Didi melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Amerika Serikat, mengumpulkan US$4,4 miliar, menjadikannya perusahaan Tiongkok dengan IPO terbesar di Amerika Serikat tahun ini. Dua hari kemudian, Kantor Informasi Internet Nasional Tiongkok meluncurkan penyelidikan. Menurut sumber, Administrasi Ruang Siber Tiongkok telah meminta Didi untuk menunda IPO hingga setelah tinjauan internal terhadap keamanan datanya selesai dilakukan.

Dilansir dari ftchinese.com pada Selasa (13/7/2021), Didi telah mendominasi industri transportasi on-demand Tiongkok selama bertahun-tahun. Pada 2016, ia mengakuisisi Uber, grup ride-hailing AS. Sejak itu, Uber telah mempertahankan beberapa saham Didi, termasuk SoftBank dan Tencent.

Sebelum penyelidikan selesai, Didi menghentikan pendaftaran pengguna baru, sebuah langkah yang akan mengancam pangsa pasar dan rencana ekspansinya. Karena pelanggaran terhadap undang undang, terkait dengan mengumpulkan dan menggunakan informasi pribadi pelanggan. Platform dan 25 aplikasi lain yang digunakan oleh karyawan dan pengemudi Didi telah dihapus dari app store Tiongkok.

Tu Le, pendiri perusahaan konsultan yang berbasis di Beijing, Sino Auto Insights, mengatakan bahwa, Didi berada dalam situasi dilemma yaitu, di satu sisi, ia harus menanggung tekanan investor untuk membuktikan bahwa perusahaan dapat mencapai pertumbuhan, di sisi lain, ia harus menghindari kemarahan dari pemerintah Tiongkok. 

"Sebelum peninjauan selesai, mereka akan berpikir dua kali tentang apa pun yang mereka lakukan," kata Tu Le.

Dalam roadshow singkat bulan lalu, Didi mengiklankan kepada investor bahwa mereka akan terus memperluas dan menargetkan puluhan kota menengah.

Menurut perhitungan Financial Times Inggris, perusahaan Didi saat ini tumbuh pada tingkat sekitar 50 juta pengguna per tahun, dan selama penyelidikan, dihapusnya aplikasi di app store dan penangguhan pendaftaran dapat menyebabkan kerugian lebih dari 4 juta pengguna per bulan. 

Saat diperiksa oleh Kantor Administrasi Ruang Siber Tiongkok, Didi menaruh harapan untuk ekspansi pada Piggy Express. Ini adalah layanan taksi murah yang diluncurkan pada Maret 2020, menyasar pengguna muda di kota-kota kecil. 

Analis menilai dengan persaingan yang semakin ketat, Didi perlu mempertahankan tim drivernya. Pada bulan Mei, Didi dan perusahaan panggilan mobil online lainnya diperingatkan oleh Kementerian Perhubungan Tiongkok karena membebankan komisi tinggi kepada pengemudi, yang memaksa Didi untuk secara terbuka menjelaskan mengapa beberapa pengemudi dikenakan biaya 30%.

Namun upaya Didi untuk mempertahankan driver dapat merusak pengendalian biaya. Pada kuartal pertama tahun ini, perusahaan memotong saham dan subsidi lain yang dibayarkan kepada pengemudi menjadi $5,7 miliar dari $19,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Seorang pengemudi Didi yang berbasis di Beijing mengatakan kepada Financial Times bahwa Didi baru-baru ini meningkatkan subsidi untuk pengemudi dari RMB 100 (sekitar Rp234 ribu) menjadi RMB 150 (sekitar Rp336 ribu) untuk setiap 30 pesanan.

Namun, pengemudi menambahkan bahwa polisi lalu lintas Beijing mulai memeriksa surat izin pemanggilan mobil online lebih ketat dalam beberapa pekan terakhir, dan pelanggar akan diskors selama tiga bulan. (*)


Informasi Seputar Tiongkok