Lama Baca 4 Menit

Penjualan ASI Ditemukan di Pasar Online Gelap China

31 August 2021, 17:25 WIB

Penjualan ASI Ditemukan di Pasar Online Gelap China-Image-1

ASI yang dijual di pasar gelap - Image from The Paper

Bolong.id - Saat ini banyak Air Susu Ibu (ASI) yang dijual meski dilarang oleh pemerintah Tiongkok. ASI ini digunakan untuk berbagai tujuan bisa untuk bayi yang membutuhkan atau orang dewasa untuk tujuan tertentu, menurut investigasi media Tiongkok The Paper. Dilansir dari Sixth Tone pada Senin (30/8/2021), para penjual ASI ini biasanya membuka lapak di paltform seperti Xianyu atau Baidu Tieba. Dimana mereka akan memajang foto sabun, krim atau tas untuk terhindar dari pemblokiran karena menjual barang ilegal.

Setelah menerima pesan dari calon pelanggan, vendor kemudian beralih ke aplikasi chatting seperti WeChat dan QQ untuk transaksi lebih lanjut.

Pemerintah Tiongkok mengatakan sejak tahun 2000 bahwa ASI tidak boleh diproduksi dan dijual sebagai komoditas. Namun, tidak ada peraturan substantif dan departemen pengawasan yang jelas untuk mengelola dan mengendalikan transaksi ASI, sehingga praktik seperti itu terus berlanjut.

Seorang ibu dari bayi berusia tiga bulan mengatakan kepada The Paper bahwa dia memasukkan susu ekstranya ke dalam tas penyimpanan ASI 100 mililiter dan menjualnya seharga 15 yuan (sekitar Rp 33 ribu) per kantong. Konsumen diharuskan membeli minimal lima tas, dengan semua penjualan bersifat final dan tidak dapat dikembalikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari dua lusin bank ASI telah didirikan di beberapa kota di Tiongkok untuk membantu para ibu yang tidak cukup menyusui untuk menghidupi anak-anak mereka.

Namun, sebuah makalah yang diterbitkan dalam International Journal of Pediatrics tahun lalu menunjukkan bahwa penelitian di Tiongkok yang melibatkan bank ASI masih dalam tahap awal, dan keinginan ibu untuk donasi ASI dan penerimaan donasi ASI relatif rendah.

Tapi itu tidak menghentikan para perantara untuk mencoba menargetkan pelanggan yang mungkin membutuhkan susu untuk bayi mereka, atau kepentingan lainnya.

Menurut investigasi The Paper, calon klien menemukan perantara seperti itu di media sosial, yang kemudian menghubungi ibu menyusui untuk membuat kesepakatan.

Seorang perantara mengatakan kepada The Paper bahwa kliennya termasuk orang dewasa yang memiliki kebutuhan ASI yang relatif tinggi, sehingga mereka bersedia mengunjungi ibu menyusui untuk menerima susu segar. Tuntutan semacam itu dihargai antara 500 hingga 2.000 yuan (Sekitar Rp 1,1 Juta – 4,4 Juta).

Beberapa dokter mengatakan kepada The Paper bahwa ASI yang dibeli dari sumber pribadi dapat menyebabkan masalah kesehatan. Pakar medis menyarankan bahwa orang tua yang membutuhkan harus mengunjungi bank susu resmi untuk memenuhi kebutuhan yang sah untuk bayi yang kekurangan susu daripada mengandalkan saluran lain.

Seorang ibu bermarga Xu di Shanghai memberi tahu Sixth Tone bahwa dia pertama kali mendengar tentang bisnis semacam itu saat berada di rumah sakit empat tahun lalu. Dia baru saja melahirkan anaknya, dan seorang wanita mengatakan kepadanya bahwa dia bisa menjual susu ekstranya kepada seseorang yang membutuhkan, atau bahkan untuk membuat sabun.

"Saya sangat terkejut," kata Xu. “Dan sekarang sudah berkembang menjadi one stop service online,” ujarnya. Xu mengatakan dia tidak menentang memberikan susu ekstra kepada anak-anak yang membutuhkan. Dia bahkan menyediakan untuk seorang teman dan anak-anak sepupunya saat itu.

“Saya hanya akan merasa nyaman memberikannya kepada orang yang saya kenal karena ada pasar gelap,” kata Xu. (*)

Informasi Seputar Tiongkok