Lama Baca 3 Menit

Sejarah Cheongsam, Pakaian Wanita Khas China yang Mendunia

25 August 2021, 16:14 WIB

Sejarah Cheongsam, Pakaian Wanita Khas China yang Mendunia-Image-1

Model mengenakan cheongsam berwarna merah - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Bolong.id - Cheongsam (长衫) atau yang biasa juga dikenal sebagai qipao (旗袍), pakaian tradisional wanita Tiongkok di Tiongkok dan dunia, dikenal sebagai intisari Tiongkok dan pakaian nasional wanita Tiongkok.

Meskipun masih banyak kontroversi tentang definisi dan waktu generasinya, cheongsam tetap merupakan salah satu fenomena dan bentuk paling indah dalam budaya pakaian panjang Tiongkok.

Dilansir dari SupChina, sebuah cheongsam adalah pakaian klasik yang secara tradisional terbuat dari sutra yang dibordir, dengan kerah tinggi dan kancing di bagian depan. Tapi cheongsam yang mungkin Anda kenal sangat ketat di badan dan diasosiasikan dengan sosialita Shanghai di tahun 60-an.

Teori yang paling terkenal tentang asal usul cheongsam adalah bahwa cheongsam berasal dari Dinasti Qing, ketika suku Manchu memerintah Tiongkok. Orang Manchu mengenakan jubah panjang dan longgar yang disebut changpao (长袍), yang memiliki belahan di sisinya, nyaman untuk menunggang kuda dan memanah.

Setelah runtuhnya Dinasti Qing pada tahun 1919, perempuan dilarang mengenakan cheongsam dan dipaksa menganut peran perempuan yang lebih tradisional.

Dari tahun 1920-1949, perempuan di perkotaan mulai memakai cheongsam sebagai bentuk protes. Dari sana, pakaian itu perlahan mulai dikenakan ke dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahun 1927, pemerintah Nasionalis mendeklarasikan cheongsam sebagai pakaian nasional wanita Tionghoa. 

Gaun itu dirancang untuk menonjolkan dan menyanjung tubuh wanita. Cheongsam menjadi lebih ketat di badan; celah tinggi diperkenalkan untuk beberapa desain yang lebih berani. Dari sana, qipao menjadi simbol seksualitas sekaligus tradisi.

Dilansir dikutip 徽帮裁缝高级定制, setelah tahun 1950-an, cheongsam secara bertahap diabaikan di Tiongkok, terutama selama Revolusi Kebudayaan, cheongsam dianggap sebagai bentuk "sampah feodal" dan "sentimen borjuis".

Kemudian setelah tahun 1980-an, dengan penekanan kembali budaya tradisional di Tiongkok, dan pengaruh budaya film dan televisi, peragaan busana, dan kontes kecantikan, cheongsam tidak hanya secara bertahap dihidupkan kembali di Tiongkok, tetapi juga menyebar di semua tempat mode di dunia.

Kini, cheongsam seringkali dimodifikasi dan disesuaikan dengan mode Barat. Desainer Barat seperti Louis Vuitton dan Anna Sui telah menampilan interpretasi cheongsam modern mereka di runway. (*)

Informasi Seputar Tiongkok