Lama Baca 3 Menit

Platform Sosmed China Larang Influencer Online Manfaatkan Buddhisme Untuk Konten

26 September 2021, 06:17 WIB

Platform Sosmed China Larang Influencer Online Manfaatkan Buddhisme Untuk Konten-Image-1

Influencer Yang mengaku sebagai Buddhist - Image from Weibo

Bolong.id - Seorang wanita sedang berdoa di depan patung Buddha, yang lain melukis bagian-bagian dari kitab suci Buddha di kukunya, dan satunya lagi duduk menulis teks-teks agama tetapi dalam urutan yang salah.

Para wanita itu adalah influencer online, bagian dari komunitas yang berkembang yang menggunakan agama Buddha untuk konten media sosial mereka. 

Dikenal sebagai foyuan (sosialita Buddhis perempuan), para wanita biasanya memposting foto, sering dalam pose menggoda dan terkadang mengenakan pakaian terbuka, dan berharap mendapatkan endorsement produk yang berkaitan dengan budaya Buddhis.

Dilansir dari Sixth Tone pada Jumat (24/9/2021), tren tersebut muncul awal tahun ini di media sosial Tiongkok, juga tempat melahirkan kata-kata viral baru-baru ini seperti tang ping dan jing fen.

Pada hari Kamis (23/9/2021), platform media sosial TikTok dan Little Red Book mengatakan mereka menangguhkan beberapa akun influencer online yang mengecap dirinya sebagai sosialita Buddhis untuk tujuan marketing palsu. Platform juga menghapus lusinan posting dan video terkait yang melibatkan konten semacam itu.

Platform Sosmed China Larang Influencer Online Manfaatkan Buddhisme Untuk Konten-Image-2

Para influencer - Image from Twitter

Buddha adalah salah satu dari lima agama yang diakui secara resmi di Tiongkok, tetapi komersialisasinya selama bertahun-tahun telah menyebabkan pengawasan yang lebih besar untuk mengakhiri praktik-praktik semacam itu. 

Pada tahun 2017, pihak berwenang Tiongkok melarang kegiatan keagamaan yang mencari untung, serta melarang operasi komersial kuil.

Setelah tren sosialita Buddhis perempuan, media pemerintah Tiongkoka yang berpengaruh telah bersatu untuk mengecam perilaku tersebut. 

Sebuah komentar yang diterbitkan oleh stasiun televisi pemerintah China Central Television pada hari Kamis lalu mengatakan bahwa sosialita Buddhis tidak hanya menghancurkan suasana serius di tempat-tempat keagamaan, tetapi juga diduga melanggar peraturan yang melarang promosi komersial atas nama agama. (*)


Informasi Seputar Tiongkok