Lama Baca 3 Menit

KemenBUMN Tegaskan Tidak Ada Utang Tersembunyi dalam Proyek Kereta Cepat

18 October 2021, 15:13 WIB

KemenBUMN Tegaskan Tidak Ada Utang Tersembunyi dalam Proyek Kereta Cepat-Image-1

Kereta Cepat - Image from kcic.co.id

Bolong.id - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga menegaskan bahwa tidak ada utang tersembunyi dari Tiongkok terkait dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Dilansir dalam beritasatu.com pada (18/10/2021), Lembaga Riset AidData menyebutkan bahwa terdapat utang tersembunyi atau hidden debt dari Tiongkok. Istilah utang tersembunyi itu muncul dalam laporan berjudul "Banking on the Belt and Road" yang dibuat September lalu.

Arya Sinulingga sebagai Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara, membantah terkait hal tersebut. Menurutnya, semua utang tercatat dalam Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN) Bank Indonesia.

"Utang tersembunyi Tiongkok buat proyek kereta cepat, itu benar-benar hoax dan tendensius," kata Arya dalam keterangannya.

Ia juga menambahkan "Tidak ada sama sekali utang tersembunyi dari Tiongkok untuk proyek kereta cepat karena semua tercatat di PKLN Bank Indonesia," 

Laporan tersebut menganalisis sebanyak 13.427 proyek di 165 negara senilai US$ 843 miliar. Berbagai proyek tersebut dibiayai lebih dari 300 lembaga pemerintah dan badan-badan milik negara Tiongkok. 

AidData melaporkan besar utang tersembunyi Tiongkok kepada Indonesia mencapai 17,28 miliar dolar AS atau setara 1,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. 

Hal ini di definisikan bahwa utang tersembunyi sebagai utang yang diberikan oleh Tiongkok kepada negara berkembang bukan melalui pemerintahan negara peminjam, tapi melalui perusahaan negara, bank milik negara, entitas tujuan khusus, perusahaan patungan, dan lembaga sektor swasta.

Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan melaporkan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (Sulni) yang disusun dan dipublikasikan secara bulanan, total utang luar negeri (ULN) Indonesia dari Tiongkok sebesar US$ 21,12 miliar pada akhir Juli 2021. 

Terdiri dari utang yang dikelola pemerintah sebesar US$ 1,66 miliar dan utang yang dikelola oleh BUMN serta swasta dengan total mencapai US$ 19,46 miliar. (*)


Informasi Seputar Tiongkok