Lama Baca 4 Menit

Masjid Lautze II Bandung, Warna Merah Gaya Tionghoa

06 November 2021, 15:59 WIB

Masjid Lautze II Bandung, Warna Merah Gaya Tionghoa-Image-1

Masjid Lautze II - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Bandung, Bolong.id – Kota Bandung, Jawa Barat, memiliki masjid berarsitektur Tionghoa, namanya Masjid Lautze II Bandung. Itu bukti eksistensi warga muslim Tionghoa di Bandung.

Dilansir dari berbagai sumber, pada mesjid Lautze II didirikan  mualaf Tionghoa bernama Oei Tjeng Hien atau biasa dikenal dengan nama Haji Karim Oei.

H Karim mendirikan Lautze sebagai wadah informasi bagi etnis Tionghoa. Yayasan Karim Oei-lah mendirikan Masjid Lautze di daerah Pecinan Jakarta pada 1991. 

Sadar penyebaran informasi tak hanya bisa di satu tempat, dia pun mendirikan di kota lainnya yang tak lain adalah Bandung pada tahun 1997.

Masjid ini sempat  mengalami renovasi hasil tangan arsitek Institut Teknologi Bandung. Hasilnya yang sangat menarik dengan didominasi warna merah yang terdapat pada interior dan eksterior pada masjid yang kemudian dipadukan dengan beberapa ornamen seperti lampu, tangga, dan partisi yang diukir ala ornamen-ornamen Tiongkok. 

Uniknya lagi masjid ini seperti sebuah bangunan toko berukuran 7 x 6 meter yang bergambar kubah layaknya masjid dengan tembok yang hampir seluruhnya berwarna merah. Itulah Masjid Lautze II Bandung, sebuah masjid yang dibangun pada 1997. 

Mungkin jika kamu lihat masjid ini cenderung tertutup karena situasinya yang berada di pinggir jalan utama. Jangan salah hal ini dilakukan untuk menghindari kebisingan dan debu yang mudah masuk, jadi pintunya ditutup.  Tapi orang-orang di sana terkenal ramah dan baik.

Masjid Lautze sendiri berbenah dan berupaya memberikan layanan publik yang maksimal bagi mereka yang membutuhkan informasi Islam dengan pendekatan budaya Tionghoa. Karena hanya di masjid yang kental dengan nuansa oriental ini dapat merasakan pembauran yang sangat nyata. Semua orang bisa keluar dan masuk ketika hendak beribadah. 

Namun tak jarang umat nonmuslim juga bisa berbaur. Sangat jelas di masjid ini terdapat  banyak orang yang datang untuk menanyakan apa itu Islam dan artinya bahwa nonmuslim pun tidak sungkan untuk datang ke sini. Maka dari itu di sini adalah cikal bakal jejak Tionghoa menyebarkan Islam. Sehingga ketika orang bicara Islam di sini, tidak ada lagi perbedaan.

Program kerja yang ditawarkan Masjid Lautze II Bandung adalah pendampingan muallaf. Sangat wajar, karena belajar sesuatu lebih nyaman ketika didampingi oleh orang yang memiliki akar budaya yang sama. Program lainnya, yang menarik adalah Lautze Education. Dalam program ini, ada kursus Bahasa Mandarin, kursus Bahasa Arab, dan kursus Shufa (seni kaligrafi Tionghoa). 

Program kerja yang ditawarkan bisa sangat bermanfaat loh. Program lainnya yang tak kalah menarik seperti Khalifah Singer dan Lautze Publishing. Khalifah Singer sendiri merupakan kelompok vokal lagu-lagu religi Islam dengan sentuhan instrumen khas Tionghoa. Sedangkan Lautze Publishing merupakan penerbitan yang memfokuskan diri mencetak buku-buku Islam dan Tionghoa.

Selain aktivitas peribadahan dan juga konsultasi, di masjid yang dihiasi ornamen lampu khas kelenteng ini juga kerap dijadikan aktivitas mengaji dan belajar agama anak-anak sekitar. Apalagi saat bulan Ramadan seperti ini, aktivitas di sini sangatlah ramai. Mulai dari buka bareng, tarawih, bahkan hingga sahur. (*)