Lama Baca 4 Menit

Perbandingan Vaksin Sinovac dengan Pfizer

23 December 2020, 11:13 WIB

Perbandingan Vaksin Sinovac dengan Pfizer-Image-1

Vaksin - Image from yimg.com

Jakarta, Bolong.id - Berita beredar bahwa vaksin Pfizer-BioNTech yang digunakan di USA lebih baik dari vaksin Sinovac buatan Tiongkok.

Dilansir dalam laman Facebook salah satu tenaga kesehatan di USA, Dita Nasroel Chas pada Minggu (23/12/2020), ia menjelaskan beberapa keterangan yang ia dapatkan dari para ahli tentang berbagai macam vaksin.

Berikut beberapa pandangan yang didapatkan perawat yang bekerja di Proactive Community Testing (PCT - Covid-19), UHS - University of Texas at Austin tersebut.

Tiongkok adalah negara pertama yang mengenali virus COVID-19. Tiongkok sangat serius memberantas pandemi COVID-19 ini terbukti dengan pertumbuhan kasus COVID-19 yang rendah di negara itu. 

Sinovac adalah vaksin yang pertama di-developed di dunia dibanding vaksin lain. Mereka sudah melalui III fase uji coba sebagaimana memang sebuah vaksin selayaknya diuji.

Biopharmaceutical adalah dunia yang para ahlinya keras dan kaku. Namun hingga hari ini, III fase uji coba yang telah dilakukan Sinovac tidak ada yang mendapat tentangan dari ogranisasi cendikia dunia yang berhubungan dengan layak edar.

Produsen Sinovac tidak gegabah dengan langsung melempar produk mereka ke pasaran, tapi malah makin berhati-hati men-develope vaksin barunya. Oleh karena itu, Sinovac sempat tertinggal walaupun mulanya adalah produsen yang pertama. 

Dita menjelaskan bahwa Vaksin Sinovac merupakan inactivated vaccine atau vaksin dengan kandungan virus yang telah dimatikan. Model inactivated vaccine telah dikenal sejak berabad-abad lalu. Sementara vaksin buatan Pfizer - BioNTech adalah mRNA vaccine. Sesuatu yang baru pertama kali dipakai dalam pembuatan vaksin. Efektivitas mRNA vaccine masih harus ditelaah lebih lanjut. 

Sebab memakai metode inactivated vaccine yang sudah dikenal maka biaya pembuatan vaksin Sinovac relatif rendah dan cocok dipergunakan untuk negara-negara ketiga atau yang populasinya tinggi.

Penyimpanan inactivated vaccine cenderung lebih mudah karena tak perlu kulkas khusus. Cukup masuk kulkas biasa dengan temperatur 2 - 8 derajat Celsius. Sementara vaksin mRNA  harus disimpan di temperatur -20 sampai -70 derajat Celcius. Butuh kulkas khusus untuk itu. Ini akan menjadi kesulitan untuk penyimpanan di negara tropis untuk vaksin mRNA.

Republik Rakyat Tiongkok sangat yakin pada vaksin buatan mereka sendiri dan sudah memakainya pada pasien lokal mereka sejak bulan Juli 2020.   

Menurut Dita, Sinovac ataupun Pfizer – BioNTech, keduanya adalah vaksin baru. Produsen dan developer tidak akan gegabah melempar produknya ke pasaran karena ada sanksi internasional perusahaannya ditutup atau diblokir dari dunia biopharmaceutical yang sangat kecil ruang lingkupnya. (*)