Lama Baca 3 Menit

Kim Jong Un Tiru China Atasi COVID-19

14 May 2022, 19:34 WIB

Kim Jong Un Tiru China Atasi COVID-19-Image-1

Kim Jong Un - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Beijing, Bolong.id – Korea Utara mengumumkan 21 kematian Sabtu (14/5/2022), dua hari setelah mengkonfirmasi kasus pertama COVID-19. Lebih dari setengah juta orang jatuh sakit secara nasional.

Dilansir dari Aljazeera.com pada Sabtu (14/5/22), pemimpin Korut, Kim Jong Un mengatakan bahwa Korea Utara akan mengikuti model manajemen penanggulangan penyakit seperti yang dilakukan Tiongkok.

"Adalah baik untuk secara aktif belajar dari kesuksesan dan pengalaman anti-pandemi yang maju dan kaya dari partai dan orang-orang Tiongkok dalam perjuangan melawan pandemic berbahaya," kata Kim seperti dilaporkan media resmi Korea Utara.

Tiongkok, satu-satunya negara besar dunia yang masih mempertahankan kebijakan nol-COVID, saat ini sedang memerangi beberapa wabah Omicron - dengan beberapa kota besar, termasuk pusat keuangan Shanghai, saat ini berada di bawah lockdown.

Korea Utara sebelumnya telah menolak tawaran vaksin Corona dari Tiongkok, serta dari skema Covax Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Beijing mengatakan pada hari Kamis lalu bahwa pihaknya akan bersedia membantu Pyongyang. Korea Selatan juga mengumumkan pada hari Jumat kemarin bahwa pihaknya dapat mengirim vaksin Corona ke Korea Utara, jika rezim Kim mau menerimanya.

Korea Utara mengkonfirmasi pada hari Kamis lalu bahwa virus Corona varian Omicron yang sangat menular telah terdeteksi di ibu kota Pyongyang. Kim Jong Un pun memerintahkan lockdown secara nasional.

Itu adalah konfirmasi resmi pertama Korea Utara tentang kasus COVID-19 dan menandai kegagalan blokade virus Corona selama dua tahun, yang dipertahankan dengan biaya ekonomi yang besar sejak awal pandemi.

"Jumlah orang yang demam total dari akhir April hingga 13 Mei adalah lebih dari 524.440," kata KCNA, dengan total 27 kematian.

Laporan itu tidak merinci apakah kasus infeksi dan kematian baru itu semuanya dinyatakan positif COVID-19.

Korea Utara memiliki sistem kesehatan yang buruk -- salah satu yang terburuk di dunia -- dan kekurangan obat-obatan dan peralatan penting.

Para ahli mengingatkan, tanpa vaksin COVID-19, obat-obatan antivirus ataupun kemampuan pengujian massal, Korea Utara harus berjuang keras untuk menangani wabah besar-besaran ini. (*)