Ban Hing Kiong - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.
Beijing, Bolong.id – Di tengah kepadatan hunian serta ramainya kendaraan di jalan DI Panjaitan, Kelurahan Calaca, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, terdapat sebuah bangunan dengan arsitektur ciri khas Tiongkok berwarna warna merah terang. Ya, bangunan itu adalah Kelenteng Ban Hing Kiong.
Dilansir dari berbagai sumber, secara etimologi, nama Ban Hing Kiong berasal dari Bahasa Tiongkok yang terdiri dari tiga karakter, Ban yang berarti "banyak", Hin berarti "melimpah", dan Kiong yang berarti "istana". Secara harfiah, nama Ban Hing Kiong dapat dimaknai sebagai sebuah tempat ibadah yang dibangun sebagai istana Sang Khalik dengan berkat yang melimpah.
Keberadaan kelenteng sendiri tak lepas dari campur tangan pemerintah Hindia Belanda yang saat itu membangunan pemukiman berdasarkan etnis warga, untuk mempermudah kontrol.
Budayawan Tionghoa, Sofyan Jimmy Yosadi menjelaskan, setelah adanya pengelompokan tersebut, lahirlah istilah kampung Tionghoa yang khusus dihuni warga Tionghoa, kampung Arab untuk warga keturunan Arab, dst.
Dari situlah kemudian dibangun kelenteng pertama di tanah Minahasa, Sulawesi Utara yang dinamai Kelenteng Ban Hing Kiong. Kelenteng yang merupakan tempat ibadah umat Kong Hu Cu, Tao, dan Buddha ini sendiri sudah berdiri sejak tahun 1819. Waktu itu, bangunannya masih terbuat dari kayu, dan dindingnya terbuat dari papan dan bambu. Meski demikian, ciri khas arsitektur bangunannya tetap konsisten dan dipertahankan hingga saat ini.
Kepengurusan kelenteng mulai terorganisir sejak tahun 1935, dibawah perkumpulan Sam Khauw Hwee. Perkumpulan ini didirikan oleh dua tokoh lokal, yakni Yo Sioe Suen dan Que Boen Tjen.
Kelenteng Ban Hing Kiong yang tahun ini memasuki usia ke-202 tahun, sudah mengalami beberapa kali pemugaran pada rentang waktu 1854-1859 dan 1895-1902. Kelenteng juga sempat terbakar pada 14 Maret 1970, yang menyebabkan bangunan utamanya hangus.
Atas inisiatif Nyong Loho (Soei Swie Goan) yang kemudian menjabat rangkap sebagai ketua pembangunan dan ketua Kelenteng Ban Hing Kiong, kelenteng mulai dibangun kembali dengan sejumlah renovasi, seperti penambahan lantai maupun peluasan ruangan dan halaman.
Kelenteng Ban Hin Kiong resmi berdiri kembali pada tanggal 10 September 1994, bertepatan dengan hari Pwa Pwe ke-2545, yang dirayakan umat kelenteng setiap bulan 8 kalender lunar dengan mengadakan upacara sembahyang besar. (*)
Informasi Seputar Tiongkok