Lama Baca 3 Menit

Kereta di China Pangkas Jadwal Harian hingga 70% Karena Lonjakan COVID-19

13 April 2022, 17:08 WIB

Kereta di China Pangkas Jadwal Harian hingga 70% Karena Lonjakan COVID-19-Image-1

Ilustrasi kereta di China - Image from Wang Shutian/Imaginechina

Bolong.id - Operator kereta api Tiongkok telah memangkas jadwal keberangkatan hariannya lebih dari 70% untuk mencegah kemungkinan penularan virus corona.

Dilansir dari Xinhua pada Selasa (12/4), China Railway mengatakan telah menangguhkan atau sangat mengurangi jumlah kereta yang berangkat dari daerah yang saat ini mengalami wabah COVID-19, menurut laporan itu. Saat ini, hanya ada 3.000 perjalanan kereta api setiap hari secara nasional.

Kereta rute Beijing-Shanghai hanya menyediakan satu jadwal kereta dari kedua kota tersebut. Ini jauh berbeda dari hari biasanya yang memiliki jadwal 30 perjalanan perharinya.

Shanghai saat ini sedang lockdown di tengah wabah COVID-19 terburuknya dan telah melaporkan rekor kasus harian lebih dari 26.000 kasus pada Selasa (12/4).

Otoritas kereta api juga telah menyesuaikan pemesanan tiket lanjutan dari 15 hari menjadi 5 hari, menurut Xinhua. Perjalanan kereta api juga mengalami penurunan yang signifikan lebih dari 80% selama liburan Festival Qingming selama tiga hari awal bulan ini.

Sementara itu, perkeretaapian Tiongkok telah mengangkut ribuan petugas kesehatan ke berbagai kota yang terkena dampak lonjakan virus. Kereta telah membawa lebih dari 8.000 pekerja perawatan kesehatan ke Shanghai dan tempat lain sejak Maret dan mengangkut lebih dari 30.000 ton pasokan medis untuk memerangi wabah tersebut.

Mi Feng, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional, mengatakan Selasa (12/4) bahwa lebih dari 40.000 pekerja medis dari 16 provinsi telah tiba di Shanghai melalui berbagai cara untuk membantu melakukan tes PCR dan merawat pasien COVID-19.

Tiongkok melaporkan lebih dari 320.000 infeksi domestik, mempengaruhi 30 provinsi, daerah otonom, dan kotamadya antara 1 Maret - 11 April, menurut otoritas kesehatan utama negara itu. 

Para pejabat mengatakan ada tanda-tanda bahwa infeksi menurun di provinsi Jilin yang terkena dampak parah di timur laut, meskipun Shanghai masih cenderung melihat sejumlah besar kasus virus corona selama beberapa hari ke depan. (*)



Informasi Seputar Tiongkok