Festival Budaya Indonesia digelar di Suzhou. - Image from Kedubes Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia
Suzhou, Bolong.id - Festival Budaya Indonesia digelar di Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, pada 9-11 Juli 2021. Acara ini dibuka Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, Jumat (9/7). Hadir pula Konsulat Jenderal RI Shanghai, Deny W Kurnia, dan jajaran pimpinan Huibao Group, tokoh partai, dan pejabat Kota Suzhou.
Festival digelar di Mall Emerald City di Suzhou. Turut hadir dalam acara tersebut adalah pimpinan Kamar Dagang Indonesia (Inacham) di Tiongkok, Kepala Bank Mandiri Shanghai, kalangan profesional, dan pebisnis Indonesia.
Acara tersebut menampilkan tari-tarian tradisional Indonesia hingga pameran produk makanan Indonesia. Berbagai produk lain yang ikut dipamerkan adalah produk perusahaan Indonesia yang ada di Tiongkok seperti Kapal Api, Papatonk, Rusto Tempeh, Yantyty Group, Indofood, Duosus, Caryn Henna Art, Art Coffee, dan DWP KJRI Shanghai.
Selain membuka festival, Djauhari dan Deny juga ikut meresmikan pengembangan Emerald City Suzhou (ECS) tahap ke-3, Jumat. ECS adalah kawasan superblock mal, pertokoan dan hotel.
Djauhari menyebutkan, hubungan bilateral RI dan Tiongkok yang sudah berjalan 71 tahun sejak tahun 1950 telah berkembang pesat dalam dua dekade terakhir.
“Tingkat hubungan kerja sama bilateral kedua negara sudah memasuki jenjang comprehensive strategic partnership, yang utamanya difokuskan tingkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi antara kedua negara,” kata Djauhari, dalam keterangannya, Sabtu (10/7).
ECS merupakan salah satu outbond investment perusahaan properti Indonesia di Shanghai “Huibao Group” yang merupakan mitra usaha dari Summarecon dan Mayora. Pembangunan Emerald City Suzhou tahap I dan II telah selesai pada tahun 2006 dan 2016, menjadikan ECS sebagai superblock pertama di Suzhou City.
Festival Budaya Indonesia digelar di Suzhou - Image from Kedubes Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia
Pesatnya hubungan kerja sama kemitraan strategis ini telah menempatkan Tiongkok sebagai mitra perdagangan terbesar Indonesia. Sebaliknya, Indonesia merupakan mitra perdagangan ke-4 terbesar Tiongkok.
Di sektor investasi, Tiongkok juga menjadi mitra terbesar kedua investasi di Indonesia. Sinergi kerja sama ini terus dikembangkan oleh kedua negara baik dalam kerangka Belt & Road Initiative (BRI) Tiongkok dan Global Maritime Fulcrum (GMF) Indonesia.
Total nilai perdagangan Provinsi Jiangsu dengan Indonesia pada 2020 capai USD 10,37 miliar. Ekspor dari Jiangsu ke Indonesia sebesar USD 5,64 miliar atau naik 9 persen. Sedangkan impor Jiangsu dari Indonesia sebesar USD 4,73 miliar atau naik 3,5 persen dari periode sebelumnya.
Pada periode Januari-Mei 2021, total nilai perdagangan mencapai USD 5,98 miliar. Ekspor ke Indonesia sebesar USD 3,03 miliar dan impor dari Indonesia sebesar USD 2,95 miliar.
“Meningkatnya ekspor ke Jiangsu memperkecil gap deficit perdagangan dari Indonesia,“ kata Konsul Ekonomi KJRI Shanghai, WP Gultom.
Dalam kesempatan berbeda, delegasi Indonesia juga bertemu Walikota Suzhou Li Yaping. Djauhari menyampaikan apresiasi atas kontribusi investasi 30 proyek dari Suzhou di Indonesia. Nilainya mencapai USD 300 juta. Sebaliknya, Li juga mengapresiasi investasi Indonesia di Suzhou yang mencapai USD 200 juta.(*)