Ilustrasi - Image from Tutor Ming
Jakarta, Bolong.id - Salah satu idiom yang paling sering digunakan dalam percakapan bahasa Mandarin adalah “自相矛盾-zì xiāng máo dùn”. Apa maknanya dan bagaimana idiom ini bisa muncul?
Mari kita lihat artinya satu per satu:
自 zì : sendiri
相 xiāng : saling
矛 máo : tombak
盾 dùn : perisai
Jika digabungkan, maka hasilnya: 自相 “saling” dan 矛盾 “kontradiksi atau berlawanan”
Asal-usul peribahasa:
Pada periode Negara-negara Berperang (475-221 SM), ada seorang pedagang senjata di negara bagian Chu yang khusus menjual tombak dan perisai.
Suatu hari, pedagang itu berjalan ke arah keramaian untuk mempromosikan senjatanya. Ketika dia menemukan tempat yang terdapat banyak orang, dia langsung meletakkan barang dagangannya di tanah.
Pertama, dia mengangkat perisai dan berteriak keras kepada kerumunan orang: “Datanglah dan lihatlah! Ini dia perisai terkenal di dunia! Tidak ada yang bisa menandingi daya tahannya. Bahkan tombak paling tajam di dunia pun tidak bisa menembus perisai ini.”
Orang-orang mulai berkumpul di sekitarnya untuk melihat perisai yang dikatakan tak tertandingi itu.
Kemudian, si pedagang mengangkat tombak dan berkata: “Datanglah dan lihatlah! Lihatlah tombak ini, tidak ada yang bisa menandingi ketajamannya. Inilah tombak paling tajam di dunia. Tombak ini bisa menembus perisai terkuat di dunia ini!”
Mendengar perkataan pedagang itu, orang-orang yang mengelilinginya mulai tertawa. Salah satu dari mereka bertanya kepada pedagang tersebut: “Anda bilang bahwa tidak ada yang bisa menandingi ketajaman tombak Anda karena bisa menembus perisai terkuat di dunia. Anda juga bilang bahwa perisai Anda adalah yang paling kuat di dunia dan tidak dapat ditembus tombak apa pun. Kalau begitu, bagaimana jika Anda coba tombak Anda sendiri ke perisai itu?”
Pedagang itu tidak bisa berkata-kata dan memberikan jawaban. Karena malu, dia pun buru-buru mengumpulkan tombak dan perisainya, lalu pergi.
Lantas, apa makna dari cerita ini?
Makna dari ungkapan 自相矛盾 adalah kontradiksi diri sendiri. Orang-orang menggunakan ungkapan ini untuk menggambarkan ucapan atau tindakan yang saling bertentangan antara yang sekarang dengan sebelumnya. Biasanya juga digunakan untuk menggambarkan kondisi orang yang memiliki pertentangan dalam hatinya sendiri. (*)
BACA JUGA
