Beijing, Bolong.id - Peneliti Tiongkok telah menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengurangi reseksi bedah yang tidak perlu pada pasien kanker kolorektal setelah eksisi lokal, kata Universitas Teknologi Tiongkok Selatan (SCUT), yang berlokasi di Provinsi Guangdong di Tiongkok selatan, pada hari Rabu.
Dilansir dari 华南理工大学, tim mengembangkan dan memvalidasi model prediksi AI untuk menilai risiko kekambuhan setelah eksisi lokal kanker kolorektal, menggunakan gambar patologis spesimen kanker rektum T1 (RC) yang direseksi secara endoskopi atau bedah transanal.
Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga yang paling umum di seluruh dunia, mencakup sekitar 10 persen dari semua kasus kanker. Bagi pasien dengan kanker kolorektal stadium awal, reseksi lokal berfungsi sebagai pengobatan utama. Namun, beberapa pasien berisiko tinggi masih memerlukan operasi tambahan untuk mencegah kekambuhan, yang tidak hanya meningkatkan beban fisik tetapi juga secara signifikan mengurangi kualitas hidup mereka.
Para peneliti dari SCUT dan Rumah Sakit Rakyat Provinsi Guangdong mengembangkan model jaringan saraf tiruan untuk memprediksi risiko kekambuhan pada pasien T1 RC -- dengan demikian memberikan panduan bagi dokter dan pasien untuk pengambilan keputusan pasca-eksisi.
Model prediksi berbasis AI telah membantu mengurangi operasi tambahan yang tidak diperlukan sekitar 34,9 persen pada semua pasien yang terdaftar, dibandingkan dengan pedoman AS saat ini dalam hal ini.
Model tersebut tidak hanya membantu dokter dalam pengambilan keputusan tetapi juga menunjukkan kinerja dan potensi luar biasa dari AI berbasis gambar histopatologi dalam memprediksi perilaku tumor, kata para peneliti.
Studi ini telah dipublikasikan dalam European Journal of Surgical Oncology. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement