
Bolong.id - Presiden Tiongkok, Xi Jinping, mengangkat gagasan tentang “keluarga Asia” dan mengimbau negara-negara di Asia Tenggara untuk bersatu, dalam kunjungan kenegaraannya yang bertujuan menandingi tekanan Amerika Serikat agar negara-negara tersebut mengurangi hubungan dagang dengan Tiongkok.
Dalam jamuan makan malam kenegaraan di Malaysia, Xi menyoroti pentingnya solidaritas kawasan. Pada kesempatan yang sama, Tiongkok dan Malaysia menandatangani sejumlah perjanjian besar guna memperkuat kerja sama ekonomi bilateral.
Saat berada di Putrajaya, ibu kota administratif Malaysia, Xi menyatakan bahwa Tiongkok dan Malaysia siap bersatu dengan negara-negara lain di kawasan untuk melawan ketegangan geopolitik dan rivalitas antarblok.
Inisiatif diplomatik tersebut diperkuat lewat pernyataan bersama yang disampaikan pada hari yang sama. Tiongkok dan Malaysia bersepakat untuk memperluas kerja sama dalam bidang industri, logistik rantai pasokan, pertukaran data, serta pengembangan sumber daya manusia. Kedua negara juga menyepakati pelaksanaan Program Lima Tahun untuk Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan serta membentuk komunitas strategis tingkat tinggi antara kedua negara.
Pernyataan Xi muncul di tengah eskalasi perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Bloomberg News melaporkan bahwa Washington tengah merancang langkah-langkah untuk mendorong negara-negara mitra agar membatasi ekspansi manufaktur Tiongkok, termasuk dengan memberlakukan “tarif sekunder” terhadap barang-barang dari Tiongkok sebagai bagian dari kesepakatan timbal balik.
Ketegangan ini makin memburuk sejak Donald Trump menaikkan tarif impor terhadap produk Tiongkok hingga 145%, yang kemudian dibalas oleh Beijing dengan tarif balasan sekitar 125% terhadap barang-barang dari AS.
Kunjungan Xi ke Asia Tenggara menjadi perjalanan luar negeri perdananya tahun ini, dengan tujuan mencegah negara-negara di kawasan menjalin kesepakatan yang merugikan Tiongkok demi meraih keuntungan dari Amerika Serikat.
Walaupun saat ini terdapat penundaan selama 90 hari terhadap tarif tambahan tersebut, banyak negara di kawasan Asia Tenggara merasa tertekan untuk menjaga keseimbangan diplomatik antara kedua kekuatan besar dunia itu.
Sebagai hasil awal dari kunjungan Xi, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan bahwa Malaysia telah menyatakan dukungan penuhnya. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, bahkan menyebut Xi sebagai “pemimpin luar biasa” dan menegaskan penolakannya terhadap kemerdekaan Taiwan sebuah wilayah berpemerintahan sendiri yang diklaim sebagai bagian dari Tiongkok oleh Beijing.
Anwar juga menegaskan bahwa negara-negara anggota ASEAN menolak penerapan tarif sepihak, terutama karena Malaysia saat ini menjabat sebagai ketua bergilir ASEAN, menurut pernyataan dari otoritas Tiongkok.
Lawatan Xi dimulai dari Vietnam pada awal pekan, di mana ia disambut hangat oleh para pemimpin negara tersebut. Kedua negara menandatangani 45 kesepakatan kerja sama untuk memperdalam hubungan ekonomi. Dalam pernyataan bersama, Hanoi dan Beijing menyatakan penolakan terhadap unilateralisme dan segala tindakan yang bisa merusak stabilitas kawasan, dengan menggunakan bahasa diplomatik yang serupa dengan pernyataan-pernyataan terdahulu. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement