Lama Baca 4 Menit

75 Tahun Persahabatan China-Indonesia: Menatap Masa Depan di Tengah Perubahan Global

29 May 2025, 09:02 WIB

75 Tahun Persahabatan China-Indonesia: Menatap Masa Depan di Tengah Perubahan Global-Image-1
75 Tahun Persahabatan China-Indonesia

Bolong.id - Kegiatan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang bersama Presiden Indonesia Prabowo Subianto salah satunya adalah menghadiri pertemuan komunitas bisnis Tiongkok-Indonesia di Jakarta. Dalam Pidatonya, Li Qiang mengungkapkan, bahawa acara ini bukan sekadar pidato ekonomi, ia menyampaikan pesan mendalam tentang sejarah, semangat solidaritas Asia-Afrika, dan arah baru hubungan Tiongkok-Indonesia di tengah tantangan global.

Warisan Sejarah yang Hidup: 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika

Kunjungan Li Qiang bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Tiongkok-Indonesia dan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung dua peristiwa bersejarah yang telah membentuk arah hubungan kedua negara sejak pertengahan abad ke-20.

“Dalam situasi dunia yang penuh ketegangan dan ketimpangan 70 tahun lalu, negara-negara Asia dan Afrika, termasuk Tiongkok dan Indonesia, berkumpul di Bandung untuk menyerukan solidaritas dan kerja sama,” ujar Li Qiang. Ia menyebut Semangat Bandung sebagai pilar yang menekankan persatuan, kerja sama, dan saling menghormati nilai-nilai yang kini semakin relevan dalam dunia yang kembali bergejolak.

Dunia di Persimpangan: Relevansi Semangat Bandung Hari Ini

Menurut Li Qiang, dunia saat ini kembali berada di “persimpangan sejarah”, dengan meningkatnya unilateralisme, proteksionisme, dan perundungan geopolitik. Dalam konteks ini, semangat Bandung bukan hanya warisan masa lalu, tapi juga pedoman moral dan strategis untuk masa depan.

“Kita harus lebih erat bersatu, memperkuat kerja sama, mengedepankan dialog untuk menyelesaikan perbedaan, dan bersama-sama membangun masa depan yang damai dan inklusif,” tegasnya.

Pesan ini jelas diarahkan tidak hanya untuk Tiongkok dan Indonesia, tetapi juga untuk seluruh negara berkembang yang kini mencari peran lebih besar dalam tatanan global.

Tiongkok-Indonesia: Mitra Strategis di Era Baru

Dalam pidatonya, Li Qiang menegaskan bahwa Tiongkok dan Indonesia telah menjadi mitra strategis yang saling melengkapi. Dari proyek infrastruktur seperti kereta cepat Jakarta-Bandung, hingga perdagangan bilateral yang mencapai lebih dari USD 147,8 miliar pada 2024, kedua negara telah menunjukkan model kerja sama yang saling menguntungkan.

Ia menyampaikan apresiasi mendalam kepada para pemimpin, pelaku bisnis, dan masyarakat Indonesia yang telah lama mendukung hubungan kedua negara.

“Saya mewakili pemerintah dan rakyat Tiongkok menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua sahabat Indonesia yang selalu mendukung kemitraan kita,” ujarnya.

Menuju Masa Depan Bersama

Li Qiang tidak hanya berbicara tentang sejarah dan pencapaian, tetapi juga menawarkan visi masa depan: dunia yang lebih seimbang, di mana negara-negara berkembang tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pembentuk tatanan dunia baru. Tiongkok, katanya, siap untuk berbagi pengalaman, teknologi, dan peluang pertumbuhan serta memperkuat hubungan dengan Indonesia dalam semangat persaudaraan yang setara.

Dengan gaya bicara yang bersahaja namun strategis, pidato Li Qiang menyampaikan pesan yang kuat: bahwa hubungan Tiongkok-Indonesia adalah hubungan yang dibangun di atas dasar sejarah bersama, diperkuat oleh kepentingan bersama, dan diarahkan untuk menciptakan masa depan bersama. (*)

Informasi Seputar Tiongkok