Lama Baca 4 Menit

Mahasiswa Indonesia di Tiongkok Negatif Corona, 1 Mahasiswa UB Malang Positif

19 March 2020, 13:25 WIB

Mahasiswa Indonesia di Tiongkok Negatif Corona, 1 Mahasiswa UB Malang Positif-Image-1

Mahasiswa Indonesia di Wuhan - Image from regional.kompas.com

Hingga saat ini (19/3/2020), virus corona sudah menginfeksi sebanyak 214.894 orang di seluruh dunia. Sementara itu, angka kematian mencapai angka 8.732 orang dan pasien sembuh 83.313 orang. 

Adapun angka tertinggi masih dipegang oleh negara Tiongkok dengan total 81.102 kasus dan lebih dari 3.122 orang meninggal dunia akibat virus ini.

Sedangkan di Indonesia, data terakhir yang dipublikasikan pada Rabu (18/3/2020), ada 227 orang yang positif terinfeksi corona, 19 orang diantaranya meninggal dunia, dan 11 orang dinyatakan sembuh.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia dibantu oleh Tiongkok telah berhasil mengevakuasi ratusan WNI dari Kota Wuhan, Tiongkok terkait wabah virus corona atau COVID-19 pada 2 Februari 2020 lalu.

Akan tetapi dari total 245 WNI yang terdata, hanya 238 orang saja yang bisa dibawa pulang ke tanah air. Sedangkan tujuh orang sisanya masih tertinggal di Wuhan, Tiongkok.

Pemerintah menyebut, tiga WNI yang berstatus mahasiswa itu tertahan karena tidak lolos pemeriksaan kesehatan di bandara. Sementara sisanya menolak pulang ke Indonesia karena alasan pribadi.

Sementara itu, otoritas setempat terus meningkatkan keamanan. Sebelumnya, para mahasiswa masih boleh keluar masuk area kampus meskipun terbatas. Akan tetapi terhitung sejak 2 Februari 2020, pihak kampus menutup semua akses keluar masuk.

Meskipun demikian, salah seorang mahasiswa asal Indonesia yang masih bertahan di Wuhan menyebut bahwa kebutuhan logistik seperti makanan, obat-obatan, serta masker terbilang masih aman karena telah disediakan oleh pihak kampus. 

Disamping itu, sebanyak 420 mahasiswa asal Indonesia yang menempuh pendidikan di Wuhan, Tiongkok hingga saat ini dinyatakan negatif dari virus corona.

Hal itu dibenarkan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok Cabang Wuhan, yang mengeluarkan informasi terkait para siswa asal Indonesia yang ada di sana.

"Sehubungan dengan penyebaran Virus Corona misterius di Wuhan, Tiongkok dan banyaknya informasi yang beredar, kami dari PPIT Wuhan mengabarkan bahwa tidak ada laporan WNI di Kota Wuhan yang terjangkit Virus Corona," ujar pihak PPIT Wuhan melalui keterangan tertulisnya yang dimuat Sabtu (25/1/2020).

Dalam pernyataan tersebut, disebutkan bahwa seluruh mahasiswa rata-rata tinggal di asrama dan selalu dalam pantauan kampus masing-masing.

"Hampir seluruh kampus di Wuhan melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan masker, sabun cair dan thermometer gratis kepada tiap mahasiswa," kata PPIT Wuhan.

Kabar baik ini tentu merupakan hal yang patut diapresiasi, mengingat bagaimana garangnya virus corona yang saat ini telah berstatus sebagai pandemik.

Dua mahasiswa di Indonesia positif corona

Mahasiswa Indonesia di Tiongkok Negatif Corona, 1 Mahasiswa UB Malang Positif-Image-2

Pemeriksaan corona - Image from www.saibumi.com

Jika di Tiongkok mahasiswa Indonesia dengan cepat diisolasi dan dipulangkan, maka beda lagi dengan keadaan di Indonesia. Dua mahasiswa dari kampus ternama, yaitu Universitas Brawijaya Malang dan Institut Pertanian Bogor dikabarkan positif COVID-19.

Adapun mahasiswa UB itu adalah pasien berjenis kelamin laki-laki dan merupakan pasien ketujuh yang saat ini ditangani oleh Rumah Sakit dr Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Sedangkan mahasiswa IPB yang belum diungkapkan identitasnya, tertular corona dari ayahnya yang sebelumnya juga telah dinyatakan positif COVID-19.

Dua kejadian ini agaknya mengingatkan kita semua untuk selalu bertindak cepat, layaknya Tiongkok yang dengan segera mengkarantina seluruh mahasiswa saat virus corona mulai mewabah.

Selain itu, alih-alih hanya meliburkan seluruh kampus, seharusnya ada kebijakan memberi fasilitas kesehatan pada semua mahasiswa, terlebih mahasiswa perantau yang tinggal di asrama atau kost.

Bagaimanapun juga, ribuan orang berkumpul dalam suatu kampus setiap harinya, bukan tak mungkin kampus menjadi tempat penyebaran corona.