
Bolong.id - Selama kunjungan kenegaraan pertama Prabowo Subianto ke Tiongkok sejak menjabat sebagai Presiden Indonesia, kedua negara meningkatkan kerja sama "empat roda penggerak" di bidang politik, ekonomi, budaya, dan kemaritiman menjadi "lima pilar" dengan menambahkan kerja sama keamanan sebagai pilar kelima.
Dilansir dari 经济日报,dalam kunjungan tersebut, Indonesia dan Tiongkok menandatangani serangkaian dokumen kerja sama dan perjanjian komersial, membuka babak baru dalam hubungan bilateral.
Selama beberapa tahun terakhir, di bawah bimbingan strategis pemimpin kedua negara, hubungan Tiongkok dan Indonesia telah menunjukkan kepercayaan politik yang semakin kuat dan perkembangan pesat dalam kerja sama ekonomi. Berdasarkan data, volume perdagangan bilateral mencapai USD 100 miliar pada tahun 2021, meningkat menjadi USD 150 miliar pada tahun 2022, dan mencapai USD 92,79 miliar pada periode Januari hingga Agustus 2023, meningkat 1,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 11 tahun berturut-turut dan juga menjadi sumber investasi asing terbesar kedua bagi Indonesia.
Proyek-proyek besar seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung, PLTS terapung terbesar di Cirata, Jembatan Suramadu, dan Kawasan Industri Weda Bay menunjukkan kontribusi besar Tiongkok dalam pembangunan infrastruktur Indonesia. Investasi Tiongkok juga telah memberikan dampak signifikan dalam pengembangan daerah pedesaan di Indonesia.
Kerja Sama yang Terus Meningkat
Saat ini, Indonesia sedang memasuki fase pertumbuhan ekonomi tinggi, dengan upaya mencapai kemandirian pangan dan energi. Dalam kunjungan ini, kedua negara menandatangani dokumen kerja sama di berbagai bidang, termasuk mineral penting, pengembangan energi bersih, dan sektor perikanan.
Khususnya, Memorandum of Understanding (MoU) di sektor mineral bertujuan untuk mendorong pengembangan rantai pasok mineral yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Di sektor perikanan, kedua negara sepakat untuk berkolaborasi dalam teknologi, pengelolaan pelabuhan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Komitmen Bersama untuk Masa Depan
Indonesia dan Tiongkok juga memperkuat kerja sama dalam ekonomi biru, dengan penandatanganan MoU untuk meningkatkan nilai tambah produk dan jasa di sektor kemaritiman. Dalam kunjungan ini, lebih dari USD 10 miliar investasi di bidang pangan, energi baru, teknologi, dan bioteknologi disepakati.
Presiden Prabowo menyampaikan harapan agar kerja sama ini membawa manfaat bersama, menegaskan bahwa Indonesia akan terus menciptakan lingkungan investasi yang kondusif bagi mitra Tiongkok.
Harapan dan Prospek Cerah
Kunjungan ini meningkatkan optimisme berbagai pihak terhadap hubungan bilateral, terutama dalam upaya mencapai target investasi Indonesia sebesar USD 120 miliar pada tahun 2025.
Kolaborasi di sektor energi bersih dan kendaraan listrik menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan.
Kunjungan ini diikuti dengan forum bisnis di Jakarta yang mempertemukan lebih dari 250 perwakilan perusahaan dari kedua negara, mencakup sektor pangan, logistik, pertanian, dan industri lainnya.
Forum ini diharapkan menjadi platform penting untuk memperkuat hubungan ekonomi dan investasi antara kedua negara. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
