Beijing, Bolong.id - Meskipun sedang liburan musim panas, Liu Xiaofeng, seorang profesor di Universitas Hohai di Provinsi Jiangsu, Tiongkok timur, dan tim penelitinya tetap mendalami laboratorium, dengan fokus pada pengembangan robot humanoid dengan fitur wajah yang sangat ekspresif.
Dilansir dari 人民网 (01/08/24), dengan tujuan mengoptimalkan teknologi interaksi emosional manusia-robot, tim peneliti telah mengembangkan algoritma baru untuk menghasilkan ekspresi wajah pada robot humanoid.
Pada pertemuan tahunannya yang ke-26 pada tanggal 2 Juli, Asosiasi Sains dan Teknologi Tiongkok menempatkan penelitian tentang manusia dan robot digital yang cerdas secara emosional di peringkat teratas dari 10 isu ilmiah mutakhir utama tahun 2024.
Pada hari yang sama, tim Liu menerbitkan temuan mereka pendekatan baru untuk sintesis ekspresi wajah yang diurai oleh unit tindakan (AU) dalam jurnal internasional IEEE Transactions on Robotics.
Robot humanoid sering kali kesulitan untuk menyampaikan ekspresi wajah yang rumit dan autentik yang menjadi ciri khas manusia, yang berpotensi menghambat keterlibatan pengguna, kata Liu.
"Untuk mengatasi tantangan ini, kami memperkenalkan metodologi dua tahap yang komprehensif untuk memberdayakan robot afektif otonom kami dengan kapasitas untuk menunjukkan ekspresi wajah yang kaya dan alami," tambahnya.
Liu menjelaskan bahwa pada tahap pertama, metode mereka menghasilkan gambar ekspresi wajah robot yang bernuansa yang dipandu oleh AU. Pada fase berikutnya, mereka mengaktualisasikan robot afektif dengan berbagai derajat kebebasan untuk gerakan wajah, yang memungkinkannya untuk mewujudkan ekspresi wajah yang halus dan tersintesis.
Ni Rongrong, dari Universitas Changzhou yang merupakan salah satu penulis makalah tersebut, mengatakan bahwa orang mungkin lebih akrab dengan berbagai "manusia digital" dan "jangkar virtual," yang dapat menghasilkan berbagai ekspresi waktu nyata.
Namun, robot humanoid menghadapi kendala khusus, seperti ukuran dan jumlah motor, yang membuat hal ini lebih menantang, Ni menambahkan. "Misalnya, robot humanoid yang kami gunakan sebelumnya hanya memiliki sembilan motor mikro di bawah permukaan wajahnya, jauh lebih sedikit daripada jumlah otot di wajah manusia." Oleh karena itu, menurut Ni, tim membagi sembilan motor pada wajah robot humanoid menjadi 17 AU untuk memungkinkan ekspresi yang lebih kaya dan transisi yang lebih halus melalui gerakan yang terkoordinasi.
Liu mengatakan bahwa tim peneliti berencana untuk memperluas jumlah AU wajah dan memberi robot ekspresi yang halus secara mandiri.
Liu percaya bahwa seiring dengan terus berkembangnya kemampuan interaksi emosional robot humanoid, robot-robot ini yang dilengkapi dengan kecerdasan emosional dan intelektual yang tinggi akan digunakan secara luas di panti jompo, taman kanak-kanak, sekolah pendidikan khusus, dan tempat lainnya.
"Robot humanoid tidak hanya akan membantu atau menggantikan manusia dalam menyelesaikan beberapa tugas tetapi juga membawa lebih banyak nilai emosional," katanya. (*)
Informasi Seputar Tiongkok