
Bolong.id - Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Indonesia menyatakan kesediaan untuk memperdalam kerja sama dengan Tiongkok di bidang pendidikan vokasi dan kolaborasi industri-akademisi, yang bertujuan untuk memperkuat upaya hilirisasi dan industrialisasi negara ini.
Dilansir dari 新华网 Kamis (16/10/25), Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Stella Christie mengatakan pada KTT Kolaborasi Pendidikan-Industri Tiongkok-Indonesia 2025 di Jakarta bahwa menyelaraskan pendidikan dengan permintaan industri adalah kunci untuk mengembangkan sumber daya manusia Indonesia dan meningkatkan daya saing industri.
Christie menjelaskan bahwa Indonesia kini belajar dari pengalaman sukses Tiongkok dalam mengintegrasikan pendidikan vokasi dengan industri. Beberapa kemitraan antara lembaga Indonesia dan Tiongkok telah dimulai, termasuk inisiatif untuk mengadopsi dan mengadaptasi kurikulum dari politeknik Tiongkok yang berbasis di Jiangsu untuk digunakan di lembaga vokasi Indonesia.
Ia mengatakan Indonesia juga mendorong para dosennya untuk mendapatkan pengalaman langsung di industri agar pengajaran dapat lebih mencerminkan kebutuhan industri yang sesungguhnya. Ia menyambut baik perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk mendukung lembaga vokasi dengan menyediakan atau meminjamkan peralatan dan fasilitas pelatihan, yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar menggunakan teknologi terkini yang diterapkan di dunia kerja.
Christie juga menyoroti skema "U+U+B" (Universitas+Universitas+Bisnis), yang melibatkan satu universitas Indonesia, satu universitas mitra Tiongkok, dan satu perusahaan. "Dengan model ini, mahasiswa belajar satu tahun di Indonesia, satu tahun di Tiongkok, dan satu tahun magang di satu perusahaan. Setelah lulus, mereka siap memasuki dunia kerja secara langsung," ujarnya.
Ahmad Najib Burhani, Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, juga menekankan pentingnya menjembatani kesenjangan antara dunia akademis dan industri. "Inovasi terhebat sekalipun tidak akan berdampak jika hanya berada di laboratorium. Kita membutuhkan ekosistem yang menghubungkan pendidikan dan kebutuhan industri yang sesungguhnya," ujarnya.
Burhani menambahkan bahwa kementerian bertujuan untuk menggunakan pertemuan puncak ini sebagai katalis untuk kolaborasi jangka panjang dalam penelitian bersama, pengembangan teknologi, magang internasional, dan komersialisasi hasil penelitian.
KTT Kolaborasi Pendidikan-Industri Tiongkok-Indonesia 2025 diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
