Lama Baca 3 Menit

12 Mayat yang Tenggelam di Pantai Guangdong Ditemukan

06 July 2022, 12:25 WIB

12 Mayat yang Tenggelam di Pantai Guangdong Ditemukan-Image-1

Image from Global Times

Guangdong, Bolong.id - Korban 12 tewas derek apung yang tenggelam dihempas badai di pantai Provinsi Guangdong, Tiongkok, Sabtu (2/6/2022) semua mayatnya ditemukan Senin (4/6/2022). Saat tenggelam, di sana ada 30 orang.

Dilansir dari Global Times, Senin (4/7/22), tim penyelamat menemukan 12 mayat, yang diduga sebagai anggota awak yang hilang, pada Senin pukul 15:30 di perairan sekitar 50 mil laut barat daya dari lokasi tenggelamnya.

Tim penyelamat melalui akun publik resmi WeChat mengatakan bahwa pihak berwenang meningkatkan upaya untuk mengidentifikasi mayat-mayat itu.

Seorang staf dari Huajing Zhiyun Ocean Technology (CNOE), pemilik kapal yang tenggelam, mengatakan kepada Global Times pada pukul 6 sore pada hari Senin bahwa pekerjaan untuk mengkonfirmasi identitas sedang berlangsung karena beberapa menderita luka parah. 

 "Perusahaan telah membentuk kelompok darurat untuk menangani kecelakaan itu. Keluarga para kru telah tiba di Guangdong," kata staf itu.

Menurut otoritas maritim Guangdong, kapal perusak PLA Navy Type 052D Nanning (Hull 162) menyelamatkan salah satu awak kapal sekitar pukul 05.00 pada hari Senin dan orang tersebut dalam kondisi stabil. Tiga orang berhasil diselamatkan pada Sabtu.

12 Mayat yang Tenggelam di Pantai Guangdong Ditemukan-Image-2

Image from Global Times

Pusat Pencarian dan Penyelamatan Maritim Guangdong mengatakan bahwa tujuh helikopter penyelamat, 246 kapal dan 498 kapal dagang di dekatnya telah ditugaskan untuk mencari para korban yang hilang. Operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung.

Menurut rilis Pusat Pencarian dan Penyelamatan Maritim Guangdong pada Minggu pagi, rantai tambatan derek apung putus saat kapal menghindari topan Chaba di pelabuhan terlindung di dekat kota Yangjiang.

Kapal sudah berada di tempat penampungan jangkar, tetapi jangkar berada di dekat topan dan angin begitu kencang sehingga rantai tambatan putus, ketika semua awak meninggalkan kapal dengan jaket pelampung, kata seorang staf dari CNOE, Harian Bisnis Nasional dilaporkan. (*)