Lama Baca 3 Menit

China Buka Layar Deorbiting Pantau Sampah Satelit

07 July 2022, 13:32 WIB

China Buka Layar Deorbiting Pantau Sampah Satelit-Image-1

Membuka layar deorbiting di luar angkasa - Image from Global Times

Beijing, Bolong.id - Di luar angkasa pun ada sampah. Atau limbah buangan satelit. Nah, Tiongkok berusaha meminimalisir sampah luar angkasa. Dengan pantauan layar deorbiting selebar 25 meter persegi.

Dilansir dari Global Times pada Rabu (6/7/22), ini pertama kalinya di dunia. Sistem layar deorbiting dikerahkan sedemikian rupa.

Perangkat layar deorbiting, yang dikembangkan oleh Institute 805 dari Shanghai Academy of Spacecraft Technology (SAST) dirancang untuk memungkinkan pesawat ruang angkasa yang tidak berfungsi, meninggalkan orbit lebih cepat agar tidak membuang puing-puing dan sampah luar angkasa.  

Layar itu dipasang pada kapsul muatan roket pembawa Long March-2D Y64 yang diluncurkan ke luar angkasa pada 23 Juni 2022 dan sistem itu berhasil dibuka di orbit pada 26 Juni 2022.

Sistem layar membentang hingga 25 meter persegi, menurut pengembang SAST, dan dapat memungkinkan kapsul muatan 300 kilogram untuk memasuki kembali atmosfer Bumi dalam waktu dua tahun, untuk melepaskan sumber daya orbit yang berharga.

Ukuran layar deorbiting juga memecahkan rekor, ungkap para pengembang.

Layar terbuat dari bahan ekstra tipis dan ketebalannya kurang dari sepersepuluh diameter sehelai rambut. Tekstil yang ringan dan sangat dapat diperpanjang seperti itu berarti bahwa sistem layar dapat dipasang di atas pesawat ruang angkasa mana pun yang matang, menurut SAST.

SAST menjelaskan kepada Global Times bahwa sistem layar deorbiting seperti layang-layang raksasa di ruang angkasa yang dapat membantu memperlambat pesawat ruang angkasa setelah dikerahkan.

Layar tipis menggunakan ketahanan aerodinamis yang dibentuk oleh atmosfer tipis dari lingkungan orbit rendah untuk memperlambat satelit secara perlahan dan secara bertahap meninggalkan orbit aslinya, kata SAST, menjelaskan prinsip kerja sistem.

Mengambil contoh satelit kecil dengan ketinggian orbit 750 kilometer dan berat 15 kilogram, ia dapat terus beroperasi di orbit selama 120 tahun dan bahkan lebih lama setelah akhir masa pakainya jika tidak ada tindakan deorbiting yang diambil. 

Penggunaan layar deorbiting seluas 2,25 meter persegi dapat mengurangi waktu deorbiting satelit menjadi kurang dari 10 tahun.

Tiongkok menguji sistem layar deorbiting pasif serupa seluas 2,25 meter persegi dengan nama kode Taurus untuk pertama kalinya pada September 2019.

Sampah antariksa menjadi ancaman bagi pesawat luar angkasa di orbit. Kasus yang paling umum adalah tabrakan antara "Iridium 33" AS dan "Cosmos-2251" dari Uni Soviet pada ketinggian hampir 800 kilometer di atas Siberia.

Tabrakan itu tidak hanya merobohkan Iridium 33 tetapi juga menghasilkan sejumlah besar puing, yang tersebar di lebih dari seribu kilometer di luar angkasa, yang berdampak besar pada program luar angkasa berikutnya. (*)