Fadela Chaib - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Seorang juru bicara WHO, Fadela Chaib, mengemukakan sebuah pendapat pada tanggal 21 April 2020 bahwa WHO kini sedang terlibat dalam dua perkelahian besar melawan pandemi COVID-19 dan "Pandemi Informasi Palsu". Berdasarkan bukti yang telah diketahui, COVID-19 berasal dari hewan dan bukan dari buatan manusia. Fadela mengatakan bahwa ada beberapa mitos dan teori konspirasi tentang asal-usul COVID-19 yang beredar di media maupun platform sosial saat ini. Semua bukti yang telah diketahui menunjukkan bahwa COVID-19 berasal dari hewan.
Chaib menerangkan, “COVID-19 kemungkinan besar berasal dari kelelawar, namun bagaimana virus itu menularkan manusia juga masih harus ditinjau dan dipastikan, pasti ada inang perantara dari virus ini.” WHO menyambut peneliti dari seluruh dunia untuk mencari sumber COVID-19 dan berpartisipasi dalam penyelidikan berbagai ahli-ahli yang berdasarkan pada sains.
Banyak ahli medis juga setuju dengan WHO. Sebuah tim dari Scripps Institute di Amerika Serikat menerbitkan sebuah artikel yang mengatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan COVID-19 dibuat di laboratorium atau direkayasa oleh manusia. Jika kita ingin membuat virus di laboratorium, kita harus menggunakan struktur tubuh virus yang telah diketahui untuk dikembangkan, namun penelitian menunjukkan bahwa struktur tubuh dari COVID-19 berbeda dari virus yang sudah diketahui oleh manusia.
Olivier Schwartz, Kepala Departemen Virus dan Imunitas di Pasteur Institute di Prancis, mengatakan baru-baru ini bahwa COVID-19 bukan diproduksi di laboratorium. Dengan memetakan garis keturunan genetik virus, kita dapat mengetahui bahwa COVID-19 berasal dari virus yang ditransmisikan di alam. Bahkan virus yang sangat mirip dengan COVID-19 juga telah ditemukan pada hewan yang berbeda, terutama pada trenggiling dan kelelawar.
Edward Holmes, seorang ahli virologi di University of Sydney di Australia berpendapat bahwa COVID-19 tidak mungkin diproduksi di laboratorium atau bocor. Karena semua komponen virus ini dapat ditemukan pada spesies hewan di alam, dan jika seseorang ingin membuat virus corona secara artifisial, pada umumnya, mereka akan memilih strain virus laboratorium yang standar, tetapi COVID-19 bukanlah strain virus laboratorium yang standar. Saya yakin bahwa seluruh dunia akan berpikir bahwa ini adalah virus korona yang alami, yang dihasilkan dengan cara evolusi alami dari hewan dan tanpa karakteristik operasi laboratorium.
Advertisement