Beras Ilegal di Tiongkok - Image from sohu.com
Shanghai, Bolong.id - Heboh di Shanghai. Petugas Biro Pengawas Pasar Distrik Yangpu, menerima laporan, bahwa beras merek "Mutiara Fulinmen Snowland" yang beredar di pasaran, ternyata berjamur.
Dilansir dari Sohu.com pada (30/4/2022). diduga, beras rusak itu sudah kadaluarsa, sehingga berjamur. Di kemasan tidak tercantum tanggal produksi atau kadaluarsa.
Departemen pengawasan pasar segera menyelidiki banyak beras bermasalah. Beras dibuang, pedagangnya disanksi.
Menurut penyelidikan, pemasok "Beras Mutiara Fulinmen Snowland" adalah Supermarket Yonghui Yangpu, Shanghai.
Menurut pernyataan Supermarket Yonghui, karena penyimpanan yang tidak tepat selama transportasi, beras terkena hujan dan lembab, dan telah dikembalikan dan diganti ke warga.
Selain itu, Pada tanggal 21 April 2022, Biro Pengawas Pasar Wilayah Baru Pudong menerima laporan dari warga bahwa pihaknya menerima jaminan pasokan beras pilihan merek "Miqilin" Northeast yang dikeluarkan oleh Jalan Tangqiao tanpa tanggal produksi.
Setelah diselidiki, ternyata pemasok beras batch ini adalah Shanghai Longxiang Grain and Oil, yang diproduksi oleh Shanghai Guyu Agricultural Technology.
Aparat penegak hukum segera mengecek ke Gudang Bahan dan Keamanan Hidup Subdistrik Tangqiao untuk pemeriksaan dan menemukan bahwa tanggal produksi juga tidak tertera pada stok beras.
Masalah lainnya yaitu, Pada tanggal 22 April, pemerintah Kota Luodian, Distrik Baoshan, menemukan "Beras Fusu" produksi Liaoning yang diduga ada masalah dengan tanggal produksi nominal.
Setelah diselidiki, Zhejiang Fumancang Rice Industry mengemas kembali beberapa kantong "Beras Fusu" yang rusak, lalu menandai tanggal produksi pada 22 April 2022, dan menjualnya ke Shanghai Xinzhong Rice Industry.
Biro Pengawasan Pasar Distrik Baoshan telah mengajukan kasus terhadap Shanghai Xinzhong Rice Industry karena diduga mengoperasikan beras dengan tanggal produksi yang salah, dan memberi tahu departemen pengawasan pasar setempat tentang perilaku ilegal pabrikan, Zhejiang Fumancang Rice Industry. (*)