Lama Baca 3 Menit

Orang China Telah Meminum Bir Sejak 9.000 Tahun Lalu?

09 September 2021, 11:47 WIB

Orang China Telah Meminum Bir Sejak 9.000 Tahun Lalu?-Image-1

Tembikar yang ditemukan di Yiwu, Zhejiang - Image from China News

Yiwu, Bolong.id - Reporter mengetahui pada tanggal 8 Agustus kemarin menyatakan bahwa para peneliti menganalisis tembikar yang digali di situs Qiaotou Budaya Shangshan di Kota Yiwu, Provinsi Zhejiang dan menemukan langsung bukti pembuatan bir kuno.

Dilansir dari China News pada Rabu (08/09/2021), para peneliti menganalisis bahwa 9.000 tahun yang lalu, nenek moyang Tiongkok selatan telah mulai menyeduh sejenis anggur koji, bahan baku utamanya adalah beras, coix dan tanaman umbi-umbian lainnya serta bahan baku tanaman tambahan lainnya.

Pada saat itu, orang dahulu secara sadar memilih dan membudidayakan flora fermentasi yang bermanfaat, mencampur biji-bijian yang berjamur dengan batang dan daun tanaman untuk membuat koji, sehingga sakarifikasi dan fermentasi dilakukan pada saat yang sama, dan anggur koji diseduh setelah penyimpanan lebih lanjut.

Kesimpulan penelitian di atas diterbitkan dalam majalah "PLOS ONE" Amerika. Penulis penelitian ini adalah Asisten Profesor Wang Jiajing dari Universitas Dartmouth, dan peneliti Jiang Leping dan Dr. Sun Hanlong dari Institut Relik dan Arkeologi Budaya Zhejiang.

Sebagai salah satu penulis dan pemimpin tim arkeologi di situs Shangshan, Jiang Leping menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan seorang reporter dari chinanews.com bahwa meskipun topik penelitian menggunakan "bir" untuk menggambarkan anggur yang dibuat oleh orang-orang kuno, itu tidak bisa dipahami begitu saja sebagai “bir modern" yang kita kenal sekarang.

"Definisi 'beer' (bir) dalam bahasa Tiongkok modern umumnya adalah 'pijiu 啤酒’ (bir). Sejauh ini, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa residu dalam tembikar yang digali konsisten dengan residu fermentasi biji-bijian dan harus dipahami sebagai 'anggur biji-bijian', yaitu anggur yang bersakarifikasi dan memfermentasikan pati di bahan mentahnya," kata Jiang Leping.

Menurut laporan, selama periode budaya Shangshan, beras masih dalam tahap awal domestikasi, dan pemanenan serta pengolahannya mungkin memerlukan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi. Oleh karena itu, anggur di situs Qiaotou mungkin merupakan jenis makanan "khusus" atau "mewah". Selain itu, tembikar yang digali di situs Qiaotou ditemukan di dekat sebuah makam di area non-perumahan. Tim peneliti menyimpulkan bahwa pot tanah liat untuk anggur ini mungkin telah digunakan dalam upacara pemakaman orang mati.(*)


Informasi Seputar Tiongkok