DPO Tindak Pidana Terorisme - Image from Detik
Bolong.id - Pada tanggal 19, polisi mengumumkan bahwa Satgas Madago Raya telah membunuh Ali Kalora, pemimpin kelompok jihad Indonesia dan ekstremis nomor satu di Indonesia pada tanggal 18 September kemarin, dan bahwa pencarian dan investigasi tindak lanjut personel sedang berlangsung.
Polisi menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa polisi dan militer melancarkan operasi gabungan di Sulawesi Tengah pada malam 18 September untuk baku tembak dengan anggota Mujahidin Indonesia Timur di hutan pegunungan, menewaskan pemimpin organisasi, Ali Kalora dan anggota lainnya. Empat anggota organisasi lainnya melarikan diri selama baku tembak, dan pasukan keamanan sedang melakukan pencarian.
Ada laporan bahwa Ali Kalola ditembak mati di dekat daerah Poso, yang merupakan “base camp” teroris Indonesia. Ali Kalola adalah ekstremis nomor satu yang dikejar oleh pemerintah Indonesia. Pada 2016, ia menggantikan Abu Wardah Santoso, yang dibunuh oleh pasukan keamanan, dan menjadi pemimpin tertinggi Mujahidin Indonesia Timur. Organisasi tersebut baru-baru ini "mengklaim" beberapa serangan terhadap polisi dan warga sipil.
"Kita mengamankan lokasi. Ada sebagian juga mengejar empat orang lain di TKP di lokasi berbeda tapi tak bisa disebutkan lokasinya karena takut yang bersangkutan kabur," kata Kapolda Sulteng Irjen Rudy Sufahriadi, saat dihubungi detikcom, Sabtu (18/9/2021).
Ali Kalora sebelum tewas ditembak bersama anak buahnya masuk dalam enam DPO Satgas Madago Raya. Ali Kalora tewas tertembak bersama anak buahnya Jaka Ramadhan. Tak ada personel Madago Raya yang terluka dalam baku tembak tersebut.
"Ya, ada 6 DPO. Tertembak 2, sisa 4 orang ini orang Bima semuanya, simpatisan yang terpengaruh konflik Poso zaman dahulu, termasuk kelompok Santoso dulu," ujar Irjen Rudy. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement