Lama Baca 2 Menit

Menteri Luar Negeri Australia Tuduh Tiongkok, Rusia, dan Turki Palsukan Informasi COVID-19. Ada Apa, Nih?

17 June 2020, 20:32 WIB

Menteri Luar Negeri Australia Tuduh Tiongkok, Rusia, dan Turki Palsukan Informasi COVID-19. Ada Apa, Nih?-Image-1

Marise Payne - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, dalam sebuah pidatonya di Universitas Nasional Australia, menyerukan sebuah pesan penting mengenai kesalahan dan kemungkinan pemalsuan informasi COVID-19 yang dilakukan oleh Tiongkok, Rusia, dan Turki. Dirinya mengatakan bahwa negara-negara ini berkontribusi menyebarkan rasa cemas dan perselisihan di masa pandemi ini kepada masyarakat. 

Payne juga menyebutkan bahwa Tiongkok melakukan penyebaran informasi palsu, bertujuan untuk melemahkan demokrasi dan memperburuk dinamika sosial, sehingga dapat memperbagus citra mereka sendiri, dalam konteks COVID-19. Twitter juga telah mengungkapkan bahwa ada lebih dari 32.000 akun yang ikut menyebarkan informasi palsu, di mana kebanyakan berasal dari Tiongkok, Rusia dan Turki. "Ini sangatlah mengkhawatirkan, mengetahui kalau ada negara-negara yang malah menggunakan pandemi untuk merusak demokrasi dan memperbagus pencitraan mereka sendiri, yang otoriter," kata Senator Payne, seperti yang dikutip dari 9news.com.au

Payne juga menyebutkan, pernyataan Tiongkok yang melarang warganya ke Australia sebagai sebuah informasi yang palsu. "Saya dapat mengatakan dengan tegas bahwa Australia akan tetap menyambut siswa dan pengunjung dari seluruh dunia, terlepas dari ras, jenis kelamin, atau kebangsaan apapun," katanya. Ia juga mengatakan, Australia akan terus berupaya untuk menjaga transparansi, dan melawan setiap tindakan penyebaran informasi palsu atau salah. “Yang sekarang ini kita butuhkan adalah kerja sama," ungkapnya. 

Sementara itu, melalui situs covid19.go.id yang pemerintah Indonesia luncurkan semenjak awal virus mulai menyebar, diharapkan masyarakat mau ikut meminimalisir disinformasi atau hoaks yang beredar seputar COVID-19.