Lama Baca 4 Menit

Miris, Para Pelajar Tiongkok Kesulitan Melakukan Studi Lanjut Karena COVID-19

09 June 2020, 22:49 WIB

Miris, Para Pelajar Tiongkok Kesulitan Melakukan Studi Lanjut Karena COVID-19-Image-1

Pelajar Tiongkok - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Dampak wabah COVID-19 tidak hanya merambah bidang kesehatan dan ekonomi saja, namun juga pada bidang pendidikan. Pertama kalinya selama beberapa dekade terakhir, para siswa dan mahasiswa Tiongkok jadi berpikir ulang saat mendapatkan tawaran studi dari universitas di luar negeri.      

Melansir CGTN, presiden cabang konsultasi luar negeri perusahaan New Oriental Education & Technology Group Inc (新东方教育科技集团), Sun Tao (孙涛), mengatakan bahwa wabah COVID-19 telah menjadi perhatian besar bagi para siswa Tiongkok yang sedang berencana untuk melakukan studi lanjut di luar negeri, dikarenakan banyak universitas yang masih tutup dengan alasan sedang mencegah penyebaran virus corona gelombang kedua. Menurut survei terhadap para siswa tersebut, Sun mengatakan bahwa di antara semua yang mendapatkan tawaran dari universitas-universitas di Inggris, sekitar 75% akan memutuskan untuk tetap pergi ke Inggris, jika Inggris membuka kembali pintunya, sebanyak 20% siswa mungkin akan menunda pendaftaran mereka sampai tahun akademik berikutnya, dan sekitar 3-4% memutuskan untuk tidak mengambil tawaran tersebut. 

Meski begitu, bagi para siswa yang ingin tetap melanjutkan studi di luar negeri, kekhawatiran dirasakan masih tetap ada. Sebagai contoh, seorang mahasiswa bermarga Li yang baru saja mendapatkan tawaran dari Universitas Leeds, mengungkapkan kekhawatiran terbesarnya, yaitu kalau nanti ada kelas yang hanya dilakukan via daring (online) saja. Dia mengatakan, bahwa ia tidak suka mengambil kelas secara daring karena tidak bisa pergi ke Inggris dan melihat profesornya secara langsung. Demikian pula dengan seorang pelajar wanita bermarga Ma yang mendapat tawaran dari Universitas Oxford. Dirinya mengatakan, "Saya sedikit khawatir selama beberapa bulan terakhir, tetapi pada bulan Juni 2020, pendaftaran visa dibuka kembali. Jadi saya pikir saya memang harus ke sana." 

Tidak hanya COVID-19 yang menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi pendidikan ke luar negeri, namun juga karena kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang memperketat visa pelajar Tiongkok, sejak perang perdagangan AS-Tiongkok meningkat. AS dahulu menjadi pilihan pertama bagi para siswa Tiongkok untuk belajar di luar negeri, karena kemajuannya dalam teknologi dan pendidikan. Namun, pada beberapa tahun terakhir, siswa Tiongkok akhirnya memiliki pilihan yang beragam seperti negara Eropa, Jepang dan Singapura. Sun Tao (孙涛) percaya bahwa Inggris dapat menggantikan AS sebagai tujuan pendidikan Tiongkok di luar negeri nantinya. Meski COVID-19 membuat pelajar Tiongkok semakin sulit untuk bepergian dan belajar, masih banyak yang masih menginginkan pengalaman studi lanjut di luar negeri. 

Tidak berbeda dengan Tiongkok, para mahasiswa Indonesia yang sudah berencana untuk studi lanjut menjadi kesulitan juga, karena banyak negara tujuan studi menutup pintunya, sehingga hal tersebut menyulitkan para pelajar yang ingin studi lanjut meneruskan kuliah di sana.