Lama Baca 4 Menit

Siapa Sebenarnya Pria Bertato "Kepulauan Indonesia" yang Viral Ikut Aksi Unjuk Rasa George Floyd?

02 June 2020, 21:17 WIB

Siapa Sebenarnya Pria Bertato

Pria Bertato Kepulauan Indonesia Hendak Memecahkan Kaca - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Philadelphia, Bolong.id (2/6/2020) - Demonstrasi unjuk rasa kematian pria kulit hitam keturunan Afrika-Amerika, George Floyd yang terjadi pada Senin (25/5/2020) membuat publik geram sehingga AS terus diterpa kerusuhan demi kerusuhan oleh massa yang menentang tindakan tak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh polisi Minneapolis, Derek Chauvin. Publik juga semakin dibuat gempar oleh salah satu foto yang menunjukkan seorang demonstran berkulit gelap dengan tato kepulauan Indonesia yang sedang memegang sebuah benda yang akan digunakannya untuk memecahkan kaca bank Wells Fargo. Tidak hanya ramai dibicarakan di Indonesia, namun hal ini juga menjadi berita utama media internasional The Inquirer.      

Lantas, siapa sebenarnya pria misterius tersebut? 

Pria yang telah memberikan klarifikasinya dan penyesalannya di Instagram atas tindakan yang telah dia lakukan tersebut ternyata merupakan warga negara AS kelahiran Indonesia, tepatnya dari Pulau Jawa, yang dinaturalisasi. Pria bernama Rainey A. Backues tersebut menjelaskan dalam akun instagramnya pada hari Minggu (31/05/2020) bahwa ia merasa marah atas ketidakadilan rasial yang menyebabkan terbunuhnya George Floyd. Ia meminta maaf kepada pihak-pihak yang dirugikan atas tindakannya tersebut termasuk BLM (Black Lives Matters) Movements, dan komunitas Indonesia yang ada di Philadelphia. Dalam akun instagramnya, ia juga mengakhiri klarifikasinya dengan bersedia untuk bertanggung jawab atas kerusakan yang telah ia buat dan ia belajar banyak dari tindakan  yang telah dia lakukan.   

Komunitas Indonesia yang ada di AS, adalah warga diaspora, atau orang Indonesia perantauan. Orang Indonesia yang menjadi diaspora sekarang ini di seluruh dunia, jumlahnya berkisar 7-8 juta orang, kalah dibandingkan diaspora Tiongkok dan India yang masing-masing berjumlah 70 juta dan 60 juta orang. Di Amerika Serikat sendiri, diaspora Indonesia sebagian besar merupakan mahasiswa dan profesional yang berjumlah 70.000 orang. Bagaimana kondisi mereka saat ini? Dilansir dari voaindonesia.com, bulan April 2020 lalu, diaspora Indonesia di Amerika disebut-sebut sebagai korban COVID-19 terbanyak dibandingkan diaspora dari negara-negara lain. Terdapat 9 orang diaspora Indonesia yang meninggal di AS dari 24 orang diaspora Indonesia yang meninggal di negara lainnya.

Dilansir dari vice.com, Philadelphia, kota tempat pria bertato kepulauan Indonesia ini melakukan aksi protes, ternyata adalah kota terbesar kedua yang menampung pelarian etnis Tionghoa dari Tragedi Mei 1998. Mereka menganggap kota ini sebagai rumah kedua bagi mereka, karena kaya akan budaya Tiongkok, selama masa pandemi ini, mereka juga harus dihadapkan dengan isu diskriminasi ras di AS, yang menyebabkan pria bertato tadi akhirnya menyatakan kesedihan dan kekecewaannya di akun instagramnya. 

Sumber: kompas.com, voaindonesia.com, vice.com