Lama Baca 2 Menit

R&D Tiongkok Naik 2,23% dari 2019 yang Rp4,69 Juta Triliun

28 August 2020, 14:14 WIB

R&D Tiongkok Naik 2,23% dari 2019 yang Rp4,69 Juta Triliun-Image-1

Research and Development - Image from internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Tiongkok, Bolong.id - Pengeluaran Tiongkok untuk penelitian dan pengembangan (R&D) mencapai rekor tertinggi yaitu sebesar 2,23% dari PDB 2019, naik 0,09 poin persentase dari tahun 2018. Itulah data Biro Statistik Nasional Tiongkok (NBS) dirilis Kamis (27/8/2020), yang dilansir dari CGTN.

Total pengeluaran Tiongkok untuk R&D CNY2.214 triliun atau sekitar Rp4,69 juta triliun pada 2019, naik 12,5 persen, atau CNY246,57 miliar atau sekitar Rp522,8 triliun dibandingkan dengan tahun 2018, menurut laporan yang dirilis bersama oleh NBS, Kementerian Sains dan Teknologi dan Kementerian Keuangan.

Angka tersebut telah mengalami pertumbuhan dua digit selama empat tahun berturut-turut, dengan laju pertumbuhan tahun 2019 bertambah cepat 0,7 poin persentase dari tahun 2018, kata Deng Yongxu, seorang ahli statistik NBS.

Investasi dalam penelitian dasar mencapai CNY133,56 miliar atau sekitar Rp283 triliun pada 2019, terhitung enam persen dari total pengeluaran, data menunjukkan.

Diansir gov.cn, pengeluaran untuk R&D oleh perusahaan naik 11,1 persen YoY menjadi CNY1,69 triliun atau sekitar Rp3.583 triliun, menyumbang 76,4 persen dari total dana.

Sementara itu, pengeluaran R&D oleh institusi pendidikan tinggi naik 23,2 persen dari tahun 2019 menjadi CNY179,66 miliar atau sekitar Rp380,9 triliun, terhitung 8,1 persen dari total pengeluaran negara untuk R&D.

Peningkatan yang stabil dalam pengeluaran R&D perusahaan telah menawarkan dasar yang kokoh untuk pengembangan berkualitas tinggi, kata Deng.

Pada 2019, enam wilayah setingkat provinsi di Tiongkok, termasuk Guangdong, Jiangsu, Beijing, Zhejiang, Shanghai, dan Shandong, masing-masing menginvestasikan lebih dari CNY100 miliar atau sekitar Rp212 triliun untuk R&D.